SuaraBali.id - Tradisi yang berada di Pulau Dewata, Bali memang masih sangat kental. Meski jaman telah berubah menjadi lebih modern, namun Bali salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi.
Masyarakat Bali masih melakukan ritual-ritual yang berkaitan dengan kebudayaan setempat. Mereka memegang erat kebudayaannya, salah satunya saat menggelar pernikahan adat Bali.
Mengutip dari fifthbloom.com, prosesi pernikahan adat Bali biasanya disebut dengan Pawiwahan.
Perkawinan adat Bali ini berpegangan teguh pada Kitab Weda, serta mengikuti hukum agama Hindu. Tujuannya agar pasangan pengantin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Baca Juga:7 Kumpulan Lagu Suporter Bali United yang Bisa Membakar Semangat
Melansir buku Upakara dan Upacara Perkawinan bagi Umat Hindu di Bali yang disusun oleh Pedanda Istri Gede Sindu, Ida Pedanda Gede Mandara Putra Kekeran, Dr. Drs. I Gede Rudia Adiputra, M.Ag, pawiwahan memiliki makna dan tujuan yang mendalam.
Dalam buku tersebut pawiwahan merupakan korban suci yang menjadi alat untuk menyucikan pasangan pengantin dari segala hal dan pengaruh buruk.
Selain itu, pawiwahan Bali juga bertujuan sebagai permohonan kepada Sanghyang Widhi dan Bhatara Leluhur agar pasangan mempelai bisa menjalani kehidupan pernikahan pada jalan kebenaran. Dan terbebas dari sarwa papa dan wighna.
Sehingga rumah tangga mereka bisa berjalan dengan tenang, harmonis, dinamis, rukun dan penuh kebahagiaan.
Baca Juga:Kekerasan Psikis pada Perempuan dan Anak Paling Tinggi di Bali
Baju Pengantin Adat Bali
Seperti halnya pernikahan adat lainnya di Indonesia, pengantin Bali akan memakai baju yang khas. Dalam buku Ensiklopedia Seni Dan Budaya 3: Pakaian Nusantara karya R. Toto Sugiarto dituliskan bahwa baju adat nikah Bali disebut sebagai Payas Agung.
Baju pengantin adat Bali ini memiliki warna cerah sebagai simbol dari kebahagiaan kedua calon pengantin.
Selain itu, baju pengantin adat Bali yang mewah dan lengkap juga menyimpan arti keindahan bagi mempelai yang memakainya. Pada umumnya, baju pengantin Bali memiliki unsur warna kuning, merah, ungu dan keemasan yang dominan.
Kontributor : Kanita