Asal Usul Lagu Bali Ratu Anom Beserta Terjemahannya

Lirik Lagu Ratu Anom, Langgam Indah dari Bali merupakan lagu yang diciptakan oleh Raja Badung VI.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 12 September 2023 | 14:00 WIB
Asal Usul Lagu Bali Ratu Anom Beserta Terjemahannya
ILUSTRASI - Penari Bali

SuaraBali.id - Ratu Anom” salah satu lagu daerah Bali yang populer. Masyarakat Bali pasti sudah sangat familiar saat mendengar liriknya.

Lagu ini biasanya dinyanyikan oleh anak-anak Bali di lingkungan rumah atau sekolah. Lagu-lagu Ratu Anom penuh makna dan memberi kita keyakinan dalam hidup.

Selain itu, lagu daerah Bali ini juga sudah menjadi bagian dari budaya Bali. Nadanya yang unik dan khusyuk membuat lagu ini menjadi lagu pengantar tidur bagi anak-anak.

Pencipta Ratu Anom

Baca Juga:5 Lagu Bali yang Sering Dijadikan Materi Lomba Nyanyi Beserta Artinya

Lirik Lagu Ratu Anom, Langgam Indah dari Bali merupakan lagu yang diciptakan oleh Raja Badung VI, I Gusti Ngurah Made Agung. Lagu ini dibuat melalui karya sastra yang ditulis oleh Sang Raja pada media daun lontar.

Lagu tersebut diciptakan untuk mensosialisasikan karya-karya sastra beliau mengingat beliau adalah seorang raja sekaligus sebagai sastrawan.

Makna Ratu Anom

Ratu Anom. Lagu daerah Bali yang berjudul Ratu Anom memiliki makna agar kita sebagai manusia untuk selalu percaya diri. Terlebih, dalam menjalani kehidupan ini. Lagu ini pada umumnya, dinyanyikan oleh anak-anak dengan tujuan untuk menyemangati berbagai macam aktivitas agar tidak menjadi orang yang malas.

Lirik Ratu Anom

Baca Juga:Viral Bule Berhubungan Intim di Depan Rumah Warga Bali, Polisi Turun Tangan

Ratu anom metangi meilen-ilen

Ratu anom metangi meilen-ilen

Dong pirengin munyin sulinge di jaba

Dong pirengin munyin sulinge di jaba

Nyen ento menyuling di jaba tengah

Nyen ento menyuling di jaba tengah

Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan

Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan

Dalam syair lagu tersebut sangat jelas disebutkan tentang:

1.       Ratu Anom, yang dimaksud adalah kaum pemuda dan masyarakat yang berada di wilayah Kerajaan Badung.

2.       Metangi mailen-ilen, bangun dan sadar. Sebuah kalimat kiasan yang mengharapkan kepada rakyat untuk sadar dan bersiap untuk membangun negara.

3.       Dong pirengin munyin sulinge di jaba. Ayo dengarkan suara suling di halaman. Kalimat kiasan yang mengimbau rakyat untuk mendengarkan informasi dari kerajaan. Suara suling diartikan sebagai suara yang merdu, suara yang indah untuk didengarkan. Suara indah yang dimaksud adalah bait-bait indah dari karya-karya sastra beliau (raja) yang sarat dengan ajaran-ajaran kemanusiaan, kemasyarakatan, budi pekerti, keagamaan dan kenegaraan. Di jaba, diartikan bahwa informasi tersebut disampaikan di halaman puri atau keraton.

4.       Nyen ento menyuling di jaba tengah? Siapakah yang mengalunkan suara suling di halaman tengah? Kalimat kiasan yang menyiratkan sebuah pertanyaan tentang siapakah yang menyampaikan informasi di halaman tengah keraton?

5.       Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan. Sebuh “nama lain atau alias” dari pemberi informasi. Kata “Alit” yang dimaksud adalah bahwa beliau adalah “raja pengganti”. Seperti diketahui bahwa setelah Raja Denpasar V wafat karena sakit dan putra mahkota yang seharusnya menggantikan beliau masih kecil atau masih dibawah umur maka oleh rapat kerajaan diputuskan untuk menunjuk “raja pengganti” yang dapat memimpin Kerajaan Badung. Maka oleh rapat kerajaan, ditunjuklah adik tiri Raja Denpasar V yaitu I Gusti Ngurah Made Agung sebagai Raja Denpasar VI sampai Putra Mahkota Raja Denpasar V siap mengemban tugas sebagai Raja. Tetapi dalam perjalanan sejarah terjadi Perang Puputan Badung. “Jambe Pemecutan” menyiratkan pesan bahwa beliau secara biologis adalah berdarah Jambe dan secara hukum beliau adalah Pemecutan. Trah Jambe Pemecutan dimulai sejak dinasti Raja Denpasar II sampai sekarang.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini