Ritual Adat Bali Ngurek, Sering Dianggap Mirip Debus Namun Sakral

Masuknya roh ke dalam diri para pengurek ini ditandai dengan badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik.

Eviera Paramita Sandi
Minggu, 10 September 2023 | 10:00 WIB
Ritual Adat Bali Ngurek, Sering Dianggap Mirip Debus Namun Sakral
Prosesi Ngurek di Pura Agung Petilan, Kesiman, Denpasar, Bali, Minggu (22/1/2023) [suara.com / Putu Yonata Udawananda]

SuaraBali.id - Ngurek, salah satu upacara adat di Bali yang terbilang cukup ekstrim, bahkan disebut mirip dengan debus.

Pada upacara ini masyarakat yang berpartisipasi akan mencoba menusuk dirinya sendiri dengan keris. Kegiatan yang ada pada tradisi Ngurek Bali bukanlah kegiatan yang biasa namun penuh unsur mistis dan sangat sakral.

Ngurek berasal dari kata ‘urek’ yang berarti lobangi atau tusuk, jadi Ngurek dapat diartikan berusaha melobangi atau menusuk bagian tubuh sendiri dengan keris, tombak atau alat lainnya saat berada dalam kondisi kerasukan

Ritual ini mereka laksanakan sebagai wujud persembahan tulus yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Keris yang digunakan untuk menusuk pada ritual ini merupakan jenis keris yang sangat tajam.

Baca Juga:5 Makna Ritual Adat di Bali yang Selalu Dilakukan Umat Hindu

Masuknya roh ke dalam diri para pengurek ini ditandai dengan badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik.

Diiringi suara gending gamelan, para pengurek yang kerasukan, langsung menancapkan senjata, biasanya berupa keris pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher, alis dan mata.

Tradisi Ngurek ini merupakan kebiasaan masyarakat Bali, dimana saat upacara mengundang roh leluhur dilakukan, para roh diminta untuk berkenan memasuki badan orang-orang yang telah ditunjuk, dan menjadi sebuah tanda, bahwa roh-roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka.

Tradisi Ngurek juga dipercaya, untuk mengundang Ida Bhatara dan para Rerencangan (prajurit beliau) berkenan menerima persembahan ritual saat upacara.


Prosesi Ngurek

1. Nusdus: Merangsang para pelaku ngurek dengan asap yang beraroma harum menyengat agar segera kerasukan.

2. Masolah: Tahap menari dengan iringan lagu-lagu dan koor kecak atau bunyi-bunyian gamelan.

Baca Juga:Makna di Setiap Gerak dan Pola Lantai Tari Kecak Bali

3. Ngaluwur: Mengembalikan pelaku ngurek pada jati dirinya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak