SuaraBali.id - Delegasi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN ternyata lebih memilih untuk bermalam di Bali daripada di tempat penyelenggaraan acara, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ada beberapa isu yang mendasari alasan ini, salah satunya karena keterbatasan akomodasi di sana.
Istana pun menanggapi soal hal ini dan menyebut hal itu perlu dihormati.
"Pertama, delegasi negara tersebut yang memang memilih menginapnya di Bali. Tentunya kita hormati. Jadi bukan karena terpaksa," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Senin (8/5/2023).
Ia berujar bahwa Indonesia memiliki fasilitas akomodasi yang siap untuk menerima tamu mancanegara dan dinilai memiliki tempat penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) yang berkelas internasional ada di beberapa daerah.
"Hal ini juga menunjukkan kita memiliki konektivitas yang baik, akses antar daerah, antar pulau yang baik, seperti landasan di bandara yang dapat digunakan oleh pesawat bermesin jet, sehingga meskipun menginap dan acara kegiatan di berbeda kota tidak akan menjadi masalah," jelasnya.
Dengan adanya perbedaan wilayah menginap delegasi KTT ASEAN, menurut Bey hal ini justru akan menghidupkan ekonomi lokal di kedua wilayah tersebut.