SuaraBali.id - Lonjakan harga beras juga dialami warga di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat kekurangan pasokan beras yang menimbulkan kenaikan harga mencapai Rp800.000/50 kg dari kondisi normal seharga Rp500.000/50 kg.
Kondisi ini sudah terjadi selama dua pekan lamanya.
"Harga beras melonjak dan sempat menembus hingga Rp800.000 per karung berukuran 50 kg, yang terjadi sudah hampir dua pekan ini," kata Camat Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Ariston Kolot Ola, Rabu (22/2/2023).
Menurutnya, lonjakan harga beras dialami masyarakat di Pulau Adonara, termasuk di daratan Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Lanjut Ariston, sudah selama dua pekan terakhir kapal-kapal pemasok beras dari Sulawesi Selatan tak menyalurkan beras.
Akibatnya, kata dia, pasokan beras di pasaran berkurang signifikan sehingga terjadi lonjakan harga di tingkat pedagang di desa-desa.
Informasi dari pihak distributor menyebut harga gabah di tingkat petani naik sehingga pihak pemasok belum berani membawa beras karena khawatir harga jual di tempat tujuan tidak sesuai.
Ariston menjelaskan, hingga Senin (21/2) kemarin, sudah ada tiga kapal pemasok beras yang masuk ke Pulau Adonara dengan membawa sekitar 200 ton, sehingga langsung diburu para pedagang setempat.
Akan tetapi harga jual beras masih tetap tinggi sekitar Rp700.000 lebih per 50 kg karena harga dari pihak distributor juga mahal.
"Pihak distributor juga terpaksa menjual dengan harga lebih tinggi karena mereka beli juga dengan harga tinggi, sehingga kondisi ini memang dilematis," katanya.
- 1
- 2