Misteri Tragedi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 Terkuak, Ini Hasil Investigasi KNKT

Pesawat nahas yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 itu telah menewaskan 62 orang

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 04 November 2022 | 08:12 WIB
Misteri Tragedi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 Terkuak, Ini Hasil Investigasi KNKT
Petugas mengangkat bagian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ke dalam mobil di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/1/2021). Tim SAR gabungan menyerahkan barang-barang temuan dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

SuaraBali.id - Hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta – Pontianak akhirnya dipublikasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Pesawat nahas yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 itu telah menewaskan 62 orang.

Adapun setelah hampir 2 tahun, KNKT kini menguak apa yang terjadi pada pesawat tersebut.

Menurut Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, dugaan utama penyebab kecelakaan disebabkan oleh gangguan sistem mekanikal pesawat.

Hal ini terkuak setelah KNKT melihat data dari flight data recoder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

"Kita lihat bahwa saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot yang sebelumnya menggunakan flight management komputer berpindah menggunakan mode kontrol pannel," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (3/11/2022).

Ia berujar gangguan sistem mekanikal membuat tuas pengatur tenaga atau auto-throttle tidak berfungsi baik.

Dampaknya, tuas dorong atau Thrust lever kanan tidak bisa digerakkan, sedangkan thrust lever kiri tetap bergerak.

"Kami menyakini bahwa gangguan pada Thrust lever ini adalah gangguang pada mekanikal. Bukan gangungan pada komputernya," ucap dia.

"Kemudian, karena padatnya penerbangan hari itu dan kebetulan ada pesawat dengan tujuan yang sama, penerbangan SJY182 diminta Air Traffic Controller (ATC) untuk berhenti di ketinggian 11.000 kaki. Menjelang ketinggian 11.000 kaki, maka tenaga mesin sudah berkurang karena sudah mencapai ketinggian yang diminta," lanjutnya.

Selain itu juga terjadi keterlambatan Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan auto-throttle pada saat pesawat keadaan miring atau asimetri, sehingga membuat asimetri yang semakin besar.

"Jadi, kurangnya monitoring pada instrumen dan posisi kemudi yang miring mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai. Pemulihan ini tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan tepat waktu," jelasnya.

Seperti diketahui bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2022.

Pesawat Sriwijaya SJ-182 berjenis Boeing 737-500 itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.

Namun demikian tak ada satu pun penumpang yang selamat yang dalam kecelakaan tragis ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak