Negara G7 Peringatkan Rusia Akan Konsekuensi yang Parah Bila Tetap Gunakan Nuklir

Mereka berkumpul setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan akhir pekan lalu.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 12 Oktober 2022 | 11:03 WIB
Negara G7 Peringatkan Rusia Akan Konsekuensi yang Parah Bila Tetap Gunakan Nuklir
Orang-orang melihat asap hitam mengepul dari kebakaran akibat sebuah truk yang meledak di jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea dan Rusia di semenanjung Kerch, Sabtu (8/10/2022). [Roman DMITRIYEV / AFP]

SuaraBali.id - Negara-negara  dari industri Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa (11/10/2022) memperingatkan Rusia akan menghadapi "konsekuensi yang parah” bila bersikeras menggunakan senjata nuklir.

Para pemimpin G7 ketika menegaskan kembali tekad mereka untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia.

Mereka berkumpul setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan akhir pekan lalu yang merusak jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.

Rusia mengaitkan ledakan di jembatan itu dengan operasi pasukan Ukraina.

Serangan di jembatan tersebut direspons dengan melepaskan salah satu serangan rudal terbesarnya ke Ukraina sejak invasi dimulai pada akhir Februari 2022.

"Kami mengutuk serangan (Rusia) ini dengan sekuat tenaga," kata para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa dalam pernyataan bersama.

Para pemimpin G7 itu juga menyoroti infrastruktur sipil dan kota-kota di seluruh Ukraina yang menjadi sasaran dalam serangan rudal oleh Rusia.

"Serangan membabi buta terhadap penduduk sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Kami akan meminta pertanggungjawaban Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin dan semua pihak yang bertanggung jawab," kata pemimpin G7 dalam pernyataannya.

Mereka juga mengkhawatirkan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk serangan terbatas dalam perang melawan Ukraina.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan: "Kita tidak boleh membuat Ukraina menjadi sasaran baru pengeboman dengan senjata nuklir."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak