SuaraBali.id - Mantan juru bicara atau jubir KPK, Febri Diansyah memilih menjadi pengacara untuk Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Tak sendirian, Febri Diansyah akan menemani Arman Hanis dan Rasamala Aritonang mendampingi perjalanan kasus hukum yang dihadapi sosok istri Irjen Ferdy Sambo itu.
Febri Diansyah sebelumnya sempat menemui Putri Candrawathi sembari mempelajari kasus hukum yang menimpanya yakni pembunuhan sosok Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J pada bulan Juli lalu.
Ia pun berjanji akan berlaku objektif sebagai praktisi hukum kala mendampingi istri Ferdy Sambo.
"Setelah saya pelajari perkaranya dan bertemu dengan Bu Putri, saya sampaikan bahwa kalaupun saya menjadi kuasa hukum, saya akan dampingi secara objektif," ujar Febri Rabu (28/9/2022).
Banyak warganet geram atas keputusan Febri tersebut. Mengetahui respons tersebut eks jubir KPK itu mengaku tak kaget atas respon publik yang juga memuat kritikan atas keputusannya mendampingi Putri Candrawathi yang merupakan tersangka pembunuhan Brigadir Yosua.
"Saya paham, ada yang setuju ada yg tidak. Mungkin juga ada yg marah, kecewa atau bahkan mendukung," tulis Febri via akun Twitternya.
Tak hanya kritikan, rasa ingin tahu publik terhadap sosok Febri juga semakin bertambah. Kini publik berusaha menggali rekam jejak dan profil Febri Diansyah.
Berikut profil Febri Diansyah selengkapnya.
Aktivis kelahiran Sumatera Barat
Febri Diansyah lahir pada 8 Februari 1983 di Padang, Sumatera Barat.
Sejak usia muda, Febri tertarik dengan hukum dan aktivisme penegakan hukum. Ia juga sangat gencar dalam aktivisme antikorupsi sebab ia menilai korupsi menjadi akar permasalahan hukum yang menggerogoti bangsa ini.
Perjalanan pendidikan
Perjalanan pendidikan Febri Diansyah untuk menjadi praktisi hukum bukan merupakan jalan yang mudah. Sebab, ia pernah pada satu kesempatan merasa tidak cocok dengan jurusan yang ia enyam.
Ia sempat menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas hingga akhirnya mengalami ketidakcocokan dan pindah ke Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada 2002 silam. Febri lulus dengan gelar Sarjana Hukum pada 2007.
Meski perjalanan pendidikannya sempat terhenti di Universitas Andalas, Febri sempat menjadi anggota Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas.
Perjalanan Karier
Usai lulus kuliah, Febri langsung terjun ke dunia antirasuah dengan bergabung Indonesia Corruption Watch (ICW) sebagai peneliti hukum.
Berkat kiprahnya di ICW, Febri digandeng oleh KPK. Ia mendapatkan perhatian khusus dari lembaga antirasuah tersebut berkat kontribusinya sebagai pengamat isu korupsi yang berpengaruh. Ia juga sempat dianugerahi penghargaan dari lembaga riset pencegahan korupsi, Charta Politika Indonesia.
Adapun Febri sempat memperoleh perhatian khusus dari komunitas pemerhati isu korupsi berkat kritiknya terhadap kasus megakorupsi seperti kasus Wisma Atlet beberapa tahun silam.