SuaraBali.id - Pelaku pelecehan pencabulan belasan anak di Alor Timur, NTT bernisial SAS (35) punya kebiasaan sehari-hari yang membuat orang tidak menyangka akan tindakan menyimpangnya.
Calon pendeta ini dikenal aktif di dalam setiap kegiatan di gereja. Hal ini diungkap pihak gereja dari Klasis Alor Timur Laut. Diungkapkan bahwa mengungkap keseharian SAS (35), tersangka dalam kasus pencabulan anak saat menjalani masa Vikaris sebagai calon pendeta di Gereja Nailang, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, NTT.
Menurut Ketua Klasis Alor Timur Laut, Pendeta Yosua Penpada, tersangka SAS selama menjalankan masa vikaris selalu aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan Gereja Nailang.
“Dia (tersangka) memang orang yang aktif dalam tiap kegiatan (gereja),” kata Yosua saat dihubungi, Rabu (14/9/2022) sebagaimana diberitakan digtara.com – jaringan suara.com.
SAS juga selalu aktif dalam kegiatan khususnya yang berkaitan dengan anak-anak, remaja maupun kegiatan kepemudaan di lingkungan gereja.
Menurut Yosua, tidak ada tanda-tanda atau tidak nampak perilaku menyimpang yang ditunjukan tersangka selama menjadi vikaris di Gereja Siloam Nailang.
“Tidak, tidak nampak dan tidak ada tanda-tanda (kekerasan seksual) yang dilakukan tersangka,” ujarnya.
Ia sebagai koordinator mentor vikaris di Klasis Alor Timur Laut, Yosua selalu mendapat laporan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SAS di lingkungan gereja dari mentor yang mendampingi SAS selama menjalani masa praktek sebagai calon pendeta.
Laporan dari SAS disebut selalu baik dari mentor yang adalah pendeta di Gereja Nailang. Tak heran Yosua juga merasa terkejut ketika mendapat laporan tentang kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual yang dilakukan tersangka SAS selama masa praktek sebagai calon pendeta.
“Kami sendiri tidak pernah memiliki kecurigaan (tersangka melakukan kekerasan seksual) selama dia (tersangka) praktek,” kata Yosua.