SuaraBali.id - Meningkatnya kunjungan wisatawan di Kuta, Bali diikuti dengan bermunculannya kembali aksi kejahatan jalanan. Kondisi ini pun membuat wisatawan terganggu.
Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista, angkat bicara terkait aksi swepping yang dilakukan warga Kuta menyusul maraknya aksi copet dan jambret terhadap wisatawan asing yang berlibur ke kampung turis Kuta.
Menurutnya kini Kuta memang sudah mulai ramai dan wisatawannya meningkat. Kondisi inilah yang dimanfaatkan para pelaku melakukan aksi kejahatan jalanan terhadap wisatawan asing dan domestik.
"Mereka ini adalah pengganggu keamanan terhadap para turis yang berlibur sehingga kami sidak," tegasnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.
Baca Juga:Cok Ace Sebut Pernyataan Senator Australia Soal Sapi di Bali Tendensius, Minta Jangan Fitnah
Ia menuturkan bahwa kejahatan yang mendominasi di wilayah Kuta adalah copet, jambret dan money changer liar.
Kedepannya pun perlu dipikirkan pemerintah bagaimana menertibkan penyakit masyarakat ini. Apalagi sekarang ini marak usaha Spa liar yang mempekerjakan anak di bawah umur.
"Saya curiga tapi perlu bukti. Mereka mereka ini juga mempekerjakan anak di bawah umur. Kita denger-denger seperti itu, bule bule sering kehilangan ATM, isi tas diambil dan sebagainya," bebernya.
Diungkapkan Wayan Wasista, selama mereka bekerja dengan baik dan sesuai dengan aturan dan juga turut menjaga keamanan, pihak desa adat setempat tidak mempersoalkannya.
Bahkan pihak desa mendukung. Namun jika hal ini kerap menganggu kenyamanan warga dan para turis, pihak Desa berjanji akan menindak tegas.
Baca Juga:Modus Baru Peredaran Ganja di Bali, Dimasak Dan Dicampur Cokelat
Ia mengakui banyaknya kejahatan jalanan yang dilaporkan terjadi di Kuta namun tidak dilaporkan ke polisi, khususnya menimpa warga asing.
- 1
- 2