SuaraBali.id - Konflik antar agama di kota Udaipur, India barat, Rabu (29/6/2022) meningkat setelah polisi menangkap dua pria Muslim yang dituduh menggorok leher seorang penjahit beragama Hindu.
Kejadian itu menjadi semakin meruncingkan hubungan antar umat beragama di wilayah tersebut. Diberitakan bahwa leher pria Hindu itu, Kanhaiya Lal, ditebas beberapa kali pada hari Selasa di dalam tokonya oleh dua pria bergolok.
Setelah merekam serangan tersebut, pelaku lalu mengunggahnya ke Internet, kata polisi.
Peristiwa tersebut telah membuat eskalasi dramatis kekerasan komunal di negara yang terbelah oleh polarisasi agama yang mendalam itu.
Insiden ini pun dinilai dapat mengobarkan ketegangan agama dan memicu bentrokan kekerasan.
Video yang beredar menunjukkan penjahit mengukur satu penyerang sebelum dia menyerang Lal dari belakang dan menebas lehernya dengan golok.
Adapun video Lal terbaring di tanah dengan leher tergorok juga ditayangkan oleh laporan TV. Kedua pria itu kemudian mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu dalam video lain dan menuduh Lal melakukan penistaan terhadap agama Islam.
Mereka juga mengancam akan membunuh Perdana Menteri Narendra Modi dengan cara yang sama, sambil mengacungkan senjata berlumuran darah yang mereka gunakan untuk menyerang Lal.
Korban diketahui menyebarkan unggahan media sosial yang mendukung juru bicara Partai Bharatiya Janata Modi yang membuat pernyataan kontroversial tentang Nabi Muhammad bulan lalu.
Polisi mengatakan kedua terdakwa ditangkap beberapa jam setelah insiden itu, tetapi dalam upaya untuk menenangkan ketegangan di beberapa bagian kota, pihak berwenang menangguhkan layanan internet di negara bagian Rajasthan dan melarang pertemuan-pertemuan besar.
Pihak berwenang juga mengerahkan polisi tambahan ke kota untuk mengantisipasi kerusuhan agama.
Kementerian Dalam Negeri India telah mengirim tim dari badan anti-terornya ke Rajasthan untuk menyelidiki apakah pembunuhan itu memiliki kaitan dengan kelompok teroris. Sejauh ini, polisi negara bagian tersebut belum mendakwa kedua pria yang ditangkap itu melakukan aksi terorisme.
Jamaat-e-Islami Hind, sebuah badan Muslim berpengaruh di India, mengutuk pembunuhan itu dalam sebuah pernyataan dan menyebutnya tindakan barbar.
“Islam tidak membenarkan kekerasan,” kata sebuah pernyataannya.