SuaraBali.id - Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi yang selalu dilakukan di Pulau Lombok saat Lebaran Topat. Salah satu makam yang dikunjungi yakni makam Loang Baloq, Kota Mataram. Ribuan masyarakat berbondong-bondong melakukan ziarah ke Makam Loang Baloq pada lebaran Top
Menurut seorang panitia pengamanan di Makam Loang Baloq, Bahrudin, pengamanan ziarah pada Lebaran Topat, Senin (9/5/2022). Ziarah makam tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari, yakni 9 sampai dengan 11 Mei 2022.
"Mulai dari Hari Lebaran Topat sampai tiga hari ke depan akan ramai. Sehari bisa seribu lebih pengunjung yang datang dari segala penjuru Lombok, bahkan ada yang dari luar Lombok seperti Bima,” ujar Bahrudin.
Makam Loang Baloq juga sering disebut dengan nama “Makam Keramat” karena dianggap keramat atau mistis oleh masyarakat luas.
Dalam komplek makam yang berada di Lingkungan Bendega, Kelurahan Tanjung Karang tersebut, terdapat tiga makam yang diistimewakan, posisinya tepat berada di sela-sela akar pohon beringin. Dua di antaranya adalah makam dari tokoh Islam yang berpengaruh pada masa lampau, yakni Syekh Aburrazak, dan Syekh Datuk Laut. Sedangkan satu makam lainnya merupakan makam seorang anak yatim.
Ada beberapa ritual yang sering kali dilakukan para peziarah di makam tersebut. Seperti berzikir, menabur bunga sebagai bentuk penghormatan, membasuh muka di samping makam, membuat nazar (janji) lalu mengikat sesuatu di akar pohon beringin, sampai dengan memotong rambut anak yang masih balita atau sering disebut “ngurisan.”
Setelah selesai berziarah, pengunjung pada hari itu langsung beranjak menuju Pantai Loang Baloq untuk berekreasi bersama keluarga. Lokasinya tepat berada di seberang jalan di depan Makam Loang Baloq.
Kawasan bibir pantai maupun Taman Loang Baloq terpantau cukup sesak, yang diwarnai oleh berbagai aktivitas pengunjung yang baru selesai berziarah, seperti mandi pantai, bermain permainan mewarnai, atau hanya sekadar duduk santai sambil menikmati ketupat dan opor ayam yang dibawa masing-masing pengunjung.
Salah satu makam yang juga selalu ramai dikunjungi warga saat Lebaran Topat yakni Makam Batu Layar di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat.
Konon, Makam Batu Layar merupakan tempat pemakaman seorang wali bernama Al Habib Abdurrahman Al Idrus. Karena kewaliannya tersebut, makam ini diyakini sebagai wadah spiritual dan dikeramatkan khususnya oleh masyarakat Lombok Barat.
Perayaan Lebaran Topat ini dimulai dengan melaksanakan prosesi adat seperti berziarah kubur, mengambil air, dan berdoa.
Setelah prosesi adat selesai, warga berkumpul di suatu tempat, lengkap dengan ribuan ketupat kecil yang dirangkai menjadi satu dan berbentuk ketupat raksasa (Ketupat Agung).
Ketupat Agung tersebut diarak mengelilingi lokasi acara perayaan Lebaran Topat untuk diserahkan ke Bupati Lombok Barat sebagai prosesi simbolik acara ruwatan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat, menjadikan Lebaran Topat sebagai salah satu acara dalam Calendar of Event di Dinas Pariwisatanya.
Setiap tahunnya, Pemkab Lombok Barat secara rutin melaksanakan tradisi Lebaran Topat secara meriah dengan melibatkan masyarakat umum, tokoh agama, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata dan pihak lainnya.
Langkah tersebut diambil Pemkab Lombok Barat untuk melestarikan tradisi. Dimana didalam tradisi ini tertanam nilai keagamaan yang dibungkus dengan nilai budaya.
Sebelum pandemi Covid-19, tradisi Lebaran Topat di Lombok Barat digelar di sejumlah tempat, mulai dari Pantai Elak-Elak Sekotong, Taman Narmada, Sesaot, Pantai Cemare, dan Pantai Duduk Batulayar, Senggigi.