Pawang Hujan Rara Istiati Wulandari Selalu Gunakan Sesajen Suci Saat Mengawal Event MotoGP Mandalika

Menurut Rara sesajen adalah sarananya berkomunikasi dengan Sang Hyang Widhi untuk memohon hujan atau sebaliknya.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 23 Maret 2022 | 11:13 WIB
Pawang Hujan Rara Istiati Wulandari Selalu Gunakan Sesajen Suci Saat Mengawal Event MotoGP Mandalika
Profil LinkedIn pawang hujan MotoGP Mandalika, Rara Istiati Wulandari, yang mencantumkan profesi sebagai Cloud Engineer. (Twitter/@txtdarikorporat)

"Dari sesi pra session itu saya sudah mulai bekerja. Sebelumnya saya mengawal dari jarak jauh. Dan baru pada tanggal 2 Maret saya mulai dari tangkil dulu ke Pura Mayura. Kemudian bersedekah, dan diantar sopir saya dan tim juga memohon restu pergi ke masjid-masjid, gereja juga wihara di Lombok," jelas Rara, yang selama 21 hari mengawal Sirkuit Mandalika. Termasuk menjaga cuaca saat pengaspalan ulang trek Sirkuit.

Rara diketahui memang sudah sejak lama mempelajari ilmu "pawang hujan". Bahkan sejak dirinya masih kecil. Mulai belajar pawang sejak umur 9 tahun.

Rara memang telah diminta secara khusus oleh pihak penyelenggara yakin Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Dorna untuk memastikan tidak turun hujan selama acara berlangsung.

Selama dirinya bertugas sebagai pawang hujan, Rara mengaku perintah bisa datang kepadanya sejam sekali lewat telepon.

"Mungkin untuk event MotoGP berikutnya akan melibatkan pawang lain, kalau bisa lokal. Karena Rara punya program akan melanjutkan sekolah. Jadi harapan Rara mudahan bisa terus mengawal untuk Indonesia, meski tidak harus Rara pawangnya," ungkap Rara, yang akan mengembangkan program Psikologi untuk pendidikannya.

Sementara itu terkait keberadaan pawang di MotoGP Mandalika, Wakil Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Cahyadi Wandi menjelaskan, pawang merupakan bagian dari kebudayaan dan kearifan lokal Indonesia.

"Ini (pawang) di Indonesia adalah hal yang biasa. Hal yang tadi itu membuat, percaya enggak percaya ya memang terjadi (hujan berhenti). Tapi kembali lagi ke kepercayaan kita masing-masing," kata Cahyadi, dikutip TribunLombok.com.

Cahyadi Wanda, apa yang dilakukan sang pawang tidak ada salahnya. Pihak MGPA tidak sengaja ingin menonjolkan keberadaan pawang. Tujuan mereka hanya satu yakni menyukseskan MotoGP.

"Kita tidak mensengajakan (setingan) apa apa, tapi kita kan berupaya, apa pun itu supaya cuaca membaik," katanya.

Jadi, segala upaya kita coba dan kami pun, menurut saya itu (pawang) tidak ada salahnya," sambung Cahyadi. Justru menurutnya, dengan aksi sang pawang mata dunia bisa melihat bagaimana kearifan lokal di Indonesia.

"Memang, itulah Indonesia, tidak ada yang salah," tandas Cahyadi Wanda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini