Gubernur Bali Sebut Valentine Bukan Budaya Bali, Imbau Rayakan Tumpek Krulut Sebagai Hari Kasih Sayang

Hal itu telah dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 09 Februari 2022 | 16:30 WIB
Gubernur Bali Sebut Valentine Bukan Budaya Bali, Imbau Rayakan Tumpek Krulut Sebagai Hari Kasih Sayang
Gubernur Bali I Wayan Koster. [Foto : Istimewa]

SuaraBali.id - Gubernur Bali, I Wayan Koster, mencanangkan Rahina Tumpek Krulut sebagai Perayaan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang. Menurutnya hari kasih sayang yang selama ini ada yaitu Valentine bukan budaya Bali.

Hal itu telah dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.

"Selama ini, sejumlah masyarakat Bali merayakan Valentine Day setiap tanggal 14 Februari sebagai hari Kasih Sayang, yang sesungguhnya bukan merupakan budaya Bali," terang Koster di Denpasar, Bali, Selasa (8/2/2022)

Menurut Koster, sudah waktunya, masyarakat Bali melaksanakan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang pada setiap Rahina Tumpek Krulut, yang dimiliki di Bali sebagai warisan Adiluhung dari Leluhur yang sepatutnya dilestarikan, disosialisasikan, dan dilaksanakan oleh Pemerintah bersama masyarakat Bali.

"Saat Rahina Tumpek Krulut pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Krulut), 23 Juli 2022 nanti, seluruh masyarakat Bali diimbau agar melaksanakan perayaan secara niskala dan sekala," ujarnya.

Seluruh Perayaan Rahina Tumpek, yang berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi, merupakan implementasi  visi: “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Gubernur Bali berharap Perayaan Rahina Tumpek dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga menjadi laku hidup/gaya hidup/lifestyle masyarakat Bali.

"Perayaan Rahina Tumpek merupakan salah satu upaya yang sangat fundamental, esensial, dan strategis dalam membangun karakter, jati diri, dan kualitas kehidupan masyarakat Bali, menghadapi dinamika perkembangan zaman dan modernisasi dalam skala lokal, nasional, dan global," pungkasnya.

Kontributor : Yosef Rian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak