Hati-Hati, Fenomena Waterspout Tampak di Laut Buleleng Bali

Kepada para nelayan, ia mengimbau untuk tetap waspada dan menjauhi jika ada waterspout.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 12 November 2021 | 07:25 WIB
Hati-Hati, Fenomena Waterspout Tampak di Laut Buleleng Bali
Ilustrasi fenomena waterspout. Foto : iStock

SuaraBali.id - Fenomena alam waterspout atau pusaran angin di laut terjadi Kabupaten Buleleng, Bali. Video pusaran angin itu direkam warga dan viral di media sosial, pada Kamis (11/11/2021).

Video belalai air itu awalnya diunggah akun instagram @denpasarnow. Dalam keterangannya, waterspout terlihat dari Ponjok Batu, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.

Video itu direkam dari kejauhan oleh seorang warga. Dari kejauhan, nampak angin berputar dan membentuk pusaran di laut. Video itu kini sudah dilihat sebanyak 42 ribu kali dan dikomentari 22 kali.

Kordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto menjelaskan pusaran angin itu bukan puting beliung. Namun waterspout yang memang biasa terjadi pada musim pancaroba.

"Iya, itu fenomena waterspout, yang muncul di laut. Biasanya muncul pada musim pancaroba dan musim hujan," katanya dihubungi Kamis (11/11/2021) malam.

Water spout merupakan fenomena biasa dan biasanya terjadi dalam waktu singkat. Waterspout terbentuk dari adanya awan cumulonimbus.

"Biasanya muncul kalau ada awan cumulonimbus," imbuhnya.

Kepada para nelayan, ia mengimbau untuk tetap waspada dan menjauhi jika ada waterspout.

Ia menambahkan, sebagian wilayah Bali, saat ini memang sudah memasuki musim pancaroba. Sehingga berpotensi hujan lebat yang bisa mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati, karena di Bali sudah memasuki musim hujan, yang bisa mengakibatkan banjir, tanah longsor, dan juga angin kencang seperti angin puting beliung dan waterspout," kata dia.

Sebelumnya, sebagian besar wilayah Bali sudah mulai memasuki masa peralihan musim atau pancaroba. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

"Waspada terhadap cuaca ekstrem dampak la nina dengan adanya peringatan dini BMKG Wilayah 3 Denpasar. Ada detail data 57 kecamatan di Bali, jika ada indikasi cuaca ekstrem di wilayah tertentu, akan dikeluarkan peringatan dini," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin di Denpasar, Kamis (11/11/2021).

Ia mengatakan BPBD Bali telah memetakan daerah yang rawan bencana. Menurutnya ada 6 daerah yang masuk kategori zona merah rawan bencana.

Daerah itu di Karangasem, sebagian Klungkung, Bangli, Badung bagian utara, Tabanan bagian utara, dan Buleleng. Daerah itu mencakup 120 desa yang ada di Bali.

Bencana yang mengancam yakni mulai dari banjir, longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.

Kontributor : Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini