SuaraBali.id - Momen pembelajaran tatap muka (PTM) di SMK Singamandawa Monarch Bali di Jalan Gunung Lempuyang, Lingkungan Selat, Kelurahan Samplangan, Gianyar, Bali, Senin (1/11/2021) mendadak heboh lantaran ada sejumlah siswa yang kerauhan (kesurupan).
Diketahui ada tiga siswa yang tiba-tiba mengalami kerahuan yang terdiri dari seorang siswa kelas X dan dua siswa kelas IX. Pasca terjadinya kejadian mistis kerauhan tersebut, seluruh siswa dipulangkan untuk menghindari terjadinya hal tak diinginkan.
Namun setelah dipulangkan, tiba-tiba seorang siswi mengalami kesurupan dan kembali dibawa ke sekolah. Siswa yang kerauhan dipapah menuju Padmasana guna melakukan persembahyangan.
Kepala SMK Singamandawa Monarch Bali, Kadek Yuli Cahyaningsih saat dikonfirmasi Selasa (2/11/2021) membenarkan kejadian mistis tersebut.
"Nggih memang benar ada 3 siswa kami yang kerauhan. Kejadiannya sekitar Pukul 09.50 WITA," jelasnya seperti diberitakan beritabali.com - jaringan Suara.com.
Atas kejadian tersebut, sekolah dengan jurusan Akomodasi Perhotelan dan Tata Boga ini berencana melaksanakan upacara pecaruan atau pembersihan sesuai kepercayaan Hindu bali untuk memohon agar kejadian kesurupan tidak terjadi lagi.
"Rencana kami akan menggelar pecaruan pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (5/11/2021) ini," jelasnya.
Saat kejadian, para guru langsung sigap menangani para siswa yang berteriak. Termasuk meminta bantuan kepada pemangku.
"Setelah beberapa saat, anak kami sudah sadarkan diri. Setelah anak sadarkan diri kami langsung pulangkan," jelasnya.
Menurut Kadek Yuli, pembelajaran tatap muka tetap digelar pasca kejadian. Namun dengan pengawasan ketat.
"Hari ini, Selasa (2/11) PTM tetap berlangsung, tapi kami batasi jumlahnya hanya setengahnya. Soalnya kemarin, sudah kami lakukan upacara kecil dari pemangku. Artinya sudah aman untuk anak-anak. Aman," tegasnya.
Kadek Yuli memperkirakan kondisi psikis anak-anak terganggu karena cukup lama sekolah daring. Sementara PTM di sekolah dengan konsep Green school berlandaskan Tri Hita Karana ini sudah dimulai sejak September 2021.
"Mungkin saat kemarin pikiran anak-anak dalam keadaan kosong, sehingga terjadi hal tersebut. Untuk PTM tetap kami langsungkan dengan pengawasan yang ketat setelah kemarin sore kami berdiskusi dan akan melaksanakan pecaruan hari jumat," terang Kadek Yuli.
Untuk siswa yang mengalami kerauhan, diizinkan untuk istirahat di rumah. Sampai kondisinya pulih dan siap mengikuti pelajaran, baru diperbolehkan kembali ke sekolah.
"Untuk anak-anak yang mengalami kerauhan kemarin kami tidak izinkan datang ke sekolah sementara dan agar anak-anak istirahat untuk memulihkan kembali," jelasnya.