SuaraBali.id - Sholat tarawih 11 rakaat dan 23 rakaat mana yang lebih baik? Asal usul sholat tarawih 11 rakaat dan 23 rakaat dimulai pada ada zaman Nabi Muhammad SAW. Istilah untuk ibadah ini adalah qiyam Ramadhan.
Berbeda dengan puasa, qiyam Ramadan alias shalat tarawih hukumnya sunah yang sangat dianjurkan. Waktu pelaksanaannya, sesudah shalat isya pada malam hari hingga terbitnya fajar selama bulan Ramadan.
Ada yang menyarankan salat tarawih itu 11 rakaat, yakni termasuk tiga rakaat witir. Cara salat itu adalah: tiap dua rakaat, salam, sehingga diakhiri dengan satu rakaat witir.
Demikian merujuk dari buku Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadan (disusun Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah).
Baca Juga:Sah! Puasa Mulai Selasa Besok, Menag: Malam Ini Sudah Bisa Tarawih
Dalam hal ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam buku 99 Tanya Jawab Seputar Salat menerangkan.
![Ilustrasi Salat Tarawih. Sebanyak 80 persen dari 430 masjid di Balikpapan bersiap menggelar Salat Tarawih. [Inibalikpapan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/05/35474-ilustrasi-salat-tarawih.jpg)
Cara “empat rakaat, empat rakaat plus tiga rakaat witir” bukanlah maksud daripada hadis riwayat Aisyah.
Hadis itu selengkapnya berbunyi.
"Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, ia bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah salat Rasulullah SAW di bulan Ramadan?'
Aisyah RA menjawab, 'Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam Ramadan dan di luar Ramadan lebih dari 11 rakaat.
Baca Juga:TOK! Puasa Pertama Besok, Anak di Bawah 10 Tahun Jangan Tarawih di Masjid
Beliau salat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau salat empat rakaat jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau salat tiga rakaat.'"
Menurut UAS, hadis itu bermakna bahwa Nabi SAW salat empat rakaat, kemudian berhenti untuk istirahat, lalu shalat empat rakaat lagi untuk menggenapkan tarawih.
Ihwal Salat 23 Rakaat
Ada pula yang menyarankan salat tarawih itu 20 rakaat, yakni termasuk tiga rakaat witir. Hal itu berdasarkan keyakinan, tak ada keterangan yang pasti tentang jumlah rakaat salat tarawih yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW.
Rujukannya kemudian perilaku para sahabat Nabi SAW dan generasi tabiin. Mengutip buku Argumentasi Tarawih 20 Rakaat: Risalah Amaliah Kaum Nahdliyin (disusun Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Barat), Musnad Ibn al-Ja’d menyebutkan sebagai berikut.
![Ahmad Fauzi bersama keluarganya melaksanakan salat tarawih di rumahnya di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (29/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/30/12382-salat-tarawih-dirumah.jpg)
"Mereka (para sahabat Nabi SAW) melaksanakan salat malam pada masa Umar bin Khaththab RA pada bulan Ramadan sebanyak 20 rakaat."
Cara salat itu adalah: tiap dua rakaat, salam, sehingga diakhiri dengan satu rakaat witir. Dalam pada itu, ada lima kali istirahat.
Pada akhirnya, salat 11 atau 23 rakaat itu masih lebih baik daripada mereka yang tidak sama sekali salat tarawih. Simaklah hadis Rasulullah SAW ini, “Barangsiapa yang melaksanakan qiyam Ramadan karena keimanan dan pengharapan ridha Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.”
Salat tarawih pun sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah, baik itu di masjid maupun tempat-tempat lain yang mulia. Pasalnya, derajat salat berjamaah lebih tinggi daripada shalat sendirian. Apalagi, nuansanya adalah bulan suci Ramadan ketika pahala amal ibadah dilipatgandakan oleh Allah SWT.