SuaraBali.id - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia atau PHDI Kabupaten Gianyar Bali, I Wayan Ardana mengapresiasi ketaatan masyarakat Gianyar dalam rangkaian perayaan Nyepi tahun Saka 1943 di masa pandemi. Yaitu pemelastian Ngubeng dengan pembatasan merujuk protokol kesehatan. Demikian dikutip dari BeritaBali.com, jaringan dari SuaraBali.id.
Namun, PHDI tetap mengimbau di malam pangrupukan tidak ada pengarakan ogoh-ogoh. Lantas hari ini, Minggu (14/3/2021) juga diterapkan Catur Brata Penyepian.
Terkait Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Gni atau tidak menggunakan api, Amati Lelanguan atau tidak menikmati hiburan, Amati Karya atau tidak bekerja, dan Amati Lelungan alias tidak bepergian.
"Mari kita mengendalikan api dalam diri. Tidak bersenang-senang. Bagaimana momentum Nyepi itu benar-benar sipeng. Konsentrasi kita pada Tuhan. Hentikan kegiatan fisik, diam di rumah," ajak I Wayan Ardana.
Baca Juga:Mulat Sarira, Ajakan Bupati Tabanan Bali saat Nyepi dalam Pandemi Covid-19
Paling utama jika bisa dilakukan yakni monobrata, tidak berbicara.
"Paling utama puasa monobrata. Sangat bagus," terangnya.
Tak kalah penting saat Ngembak Gni, atau momentum melebur catur brata penyepian.
"Saling kunjungi keluarga tetap dengan prokes. Atau hematnya saat ini bisa lewat teknologi. Karena Pemerintah juga tidak lakukan dharma santi," imbuhnya.
"Nyepi justru lebih hebat dari protokol kesehatan. Intinya bagaimana antisipasi pencegahan Covid-19. Melasti sudah taat dengan Ngubeng, Pengrupukan tidak ada ogoh-ogoh," kata lelaki berusia 63 tahun ini.
Baca Juga:Bandara Ngurah Rai Bali Tutup 24 Jam Saat Hari Raya Nyepi
Khusus untuk layanan internet yang memungkinkan masih bisa diakses saat Nyepi, I Wayan Ardana mengajak masyarakat untuk bijaksana.
- 1
- 2