SuaraBali.id - Banyak orang masih menggunakan pembungkus makanan styrofoam. Padahal tak cuma berdampak buruk bagi lingkungan, penggunakan styrofoam memiliki efek samping pada kesehatan.
Melansir dari Hello Sehat, styrofoam mengandung zat yang berhaya, yakni benzane dan styrene. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menunjukkan bahwa benzane bisa memicu tumbuhnya sel kanker. Sementara styrene memiliki dampak umum pada kesehatan.
Sementara kandungan styrofoam styrene bisa menjadi masalah bagi kesehatan kalau berpindah ke makanan yang Anda konsumsi. Perpindahan zat ini bisa menyebabkan gangguan saraf, sakit kepala, leukimia, limfoma, hingga mengganggu perkembangan jani.
Perpindahan zat berbahaya pada styrofoam sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi, antara lain:
Baca Juga:5 Asupan Sehat Ini Jangan Dikonsumsi saat Perut Kosong, Bikin Sakit Perut
- Suhu makanan: Semakin tinggi suhunya, maka kemungkinan perpindahan zat akan semakin tinggi.
- Lama kontak dengan makanan: Semakin lama makanan berada dalam wadah styrofoam, maka semakin memungkinkan kesempatan perpindahan zat bahaya ke makanan.
- Lemak makanan: Semakin makanan yang dibungkus dengan styrofoam berlemak, maka akan semakin memngkinkan perpindahan zat berbahaya ke makanan.
Walau punya kandungan yang berbahaya untuk kesehatan, styrofoam yang ada di pasaran umumnya tergolong aman.
Dalam hal ini, WHO menunjukkan bahwa kandungan styrene cuma akan berbahaya pada kesehatan jika melebihi 5000 ppm di dalam tubuh.
"Sementara kemasan makanan atau styrofoam yang kerap digunakan untuk menyimpan makanan cuma mengeluarkan styrene sebanyak sekitar 0,05 ppm," demikian yang dipaparkan dalam Hello Sehat.