Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 21:24 WIB
Proses daur ulang botol plastik di Bali PET, Denpasar, Jumat (22/8/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

Di sana, nampak tumpukan botol plastik bekas nampak sudah menanti untuk dipilah dan diolah kembali.

Proses pemilahan bertujuan untuk membedakan kualitas botol plastik bekas yang ada.

Nantinya, botol-botol tersebut akan melalui proses pengolahan yang menghasilkan produk cacahan botol plastik yang nantinya akan dijadikan bahan dasar botol plastik daur ulang.

Semua proses tersebut melibatkan rantai pemasok dari pemulung, pengepul, hingga pekerja yang bertugas memilah dan mengolah di tempat pencacahan.

Ditemui pada kesempatan tersebut, pendiri Bali PET, Wirajaya Putra mengungkap niatnya membangun usaha itu pada tahun 2006 didorong dari upaya untuk mengatasi masalah plastik yang ada saat itu.

Kemudian, pada tahun 2009 dia mulai bekerja sama dengan Danone untuk menyuplai plastik daur ulang.

“(Membangun usaha ini) karena pemerintah menemukan masalah plastik. Dari sana kebetulan dari Danone datang minta sama saya, mau gak kerja sama,” papar Wirajaya.

Saat ini, Bali PET sudah berkembang dan mampu mengolah 5-10 ton botol plastik dalam sehari.

 Setelah melalui proses pengolahan, nantinya cacahan plastik itu akan dikirim ke Pulau Jawa untuk kembali dijadikan botol plastik daur ulang AQUA.

Baca Juga: Potensi Stablecoin: Kunci Indonesia Menuju Pusat Kripto Regional

Selain Bali PET, terdapat banyak macam mitra AQUA yang turut mendukung upaya ekonomi sirkular di Indonesia.

Ekosistem pengumpulan sampah plastik itu telah berkembang dengan melibatkan 100 bank sampah binaan, 11 collection center, 3 TPST, 32 TPS3R, dan 10 mitra recycling business unit, yang secara kolektif berhasil mengumpulkan lebih dari 31.500 ton sampah plastik setiap tahunnya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More