SuaraBali.id - Ketidakhadiran sejumlah kepala daerah dari PDIP dalam kegiatan retret yang diadakan di Akademi Militer (Akmil) Magelang menjadi sorotan belakangan ini.
Padahal acara tersebut memang ditujukan untuk kepala daerah di seluruh Indonesia yang baru dilantik. Namun beberapa kepala daerah dari PDIP tidak hadir dalam kegiatan tersebut.
Hal ini pun disesalkan oleh Ketua Jaringan Nasional Aktivis 98 Bali, Nyoman Mardika.
Diduga, ketidakhadiran mereka merupakan hasil dari instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang meminta kepala daerah dari kader PDIP menunda mengikuti retret tersebut.
Baca Juga: Kepala Daerah se-Bali Sudah Datang di Yogyakarta Untuk Retret Kecuali Koster
Instruksi dari Ketua Umum PDI Perjuangan ini muncul di tengah dinamika politik nasional yang semakin memanas setelah Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku.
Mardika menilai, retret kepala daerah ini seharusnya tetap menjadi prioritas demi kepentingan rakyat dan pembangunan daerah.
Ia menegaskan bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui mekanisme pemilu yang berlangsung pada 27 November 2024 lalu.
"Kami khawatir hubungan antara pemerintah pusat dan daerah akan memburuk dan pada akhirnya merugikan kepentingan rakyat," ujar Mardika.
Retret kepala daerah seharusnya adalah program penting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Pasal 373 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Baca Juga: Bali Siaga Gelombang 2,5 Meter, BMKG Ungkap Penyebabnya
Melalui retret ini, kepala daerah dapat memperkuat kemampuan kepemimpinan mereka, merencanakan pembangunan yang lebih terkoordinasi, serta merumuskan kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Retret ini juga menjadi wadah bagi kepala daerah untuk mempererat kerja sama antardaerah serta menciptakan solusi bersama dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks.
Mardika menekankan bahwa kepentingan rakyat harus selalu diutamakan di atas kepentingan partai politik.
"Kami berharap kepala daerah dapat bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat yang telah memilih mereka, bukan hanya mengikuti arahan partai tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi rakyat," tegasnya.
Berita Terkait
-
PDIP Dituding Bangkang Pemerintah karena Tolak Hadiri Retret Kepala Daerah
-
Tunggu Diizinkan Megawati, Hasto Sebut Rombongan Kepala Daerah PDIP Siap Digembleng di Magelang
-
BRI Liga 1: Barito Putera Diharapkan Semakin Kuat, Siap Jamu Bali United?
-
Hasto Ditahan KPK, Said Abdullah PDIP: Tak Ada Pergantian Sekjen, Titik!
-
Lagu Band Sukatani 'Bayar Bayar Bayar' Mengandung Kebenaran, ICJR: Sudah Sering Diberitakan
Terpopuler
- Viral Video Hadirin Tak Tepuk Tangan Saat Nama Jokowi Disebut, Netizen: Orang Semakin...
- Mengintip 4 Mobil Sherly Tjoanda yang Jadi Gubernur Terkaya Indonesia
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Ayah Kandung El Barack Sempat Telepon Keluarga Jessica Iskandar, Vincent Verhaag: Dia Harus Temui Aku Dulu
- Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
Pilihan
-
Megawati Hangestri Tampil Menawan, Red Sparks Hempaskan GS Caltex
-
Perbandingan Spesifikasi Infinix Hot 50 Pro+ vs Redmi Note 14, Duel HP 4G Rp 2 Jutaan Terbaru
-
Kisah di Balik Kedipan Lampu Strobo, Beda Warna Beda Arti
-
Perbandingan Spesifikasi Realme C75 vs Redmi Note 14, Duel Sengit HP 4G Rp 2 Jutaan
-
Buntut Ricuh Lawan Persib, Persija Jakarta Dapat Sanksi Berat, Ini Daftarnya
Terkini
-
Viral, DLH Gianyar Dikritik, Gelar Lomba Peduli Lingkungan Tapi Pakai Botol Plastik
-
Beberapa Kepala Daerah PDIP Absen Retret, Aktivis 98: Khawatir Rugikan Rakyat
-
Peluang Hujan Masih Tinggi Menjelang Ramadan di NTB
-
Diduga Satu-satunya Kepala Daerah dari Bali yang Ikut Retret, Gus Par Janji Ikuti Sampai Selesai
-
Menjelang Ramadan, Lapak Remang-remang di Lombok Timur Ditertibkan