SuaraBali.id - Para pedagang di Taman Laong Baloq mengeluhkan adanya aturan baru tentang penarikan retribusi yang cukup besar. Dimana, retribusi yang ditarik dari pedagang yaitu berbeda-beda mulai dari Rp350 hingga Rp600 ribu per bulan.
Salah seorang pedagang di Taman Loang Baloq Mataram, Khadijah mengatakan selama ini pemerintah tidak pernah membebani para pedagang untuk membayar retribusi. Hanya membayar biaya kebersihan setiap minggu yaitu sebesar Rp25 ribu.
“Mulai bulan Juni ini berlaku. Penarikannya setiap tanggal 20. Kita kan selama ini tidak bayar hanya uang kebersihan saja setiap minggu,” katanya Kamis (20/6) pagi.
Ia mengatakan, nilai retribusi yang dibebankan kepada para pedagang dinilai terlalu besar. Apalagi saat ini, tingkat kunjungan sepi sejak penarikan biaya masuk yang dibebankan ke masing-masing pengunjung.
“Tidak sesuai sama pendapatan. Sekarang kunjungan sepi karena setiap yang datang itu harus bayar Rp2.000 kalau parkir seribu. Kan dulu yang dihitung kendaraanya saja,” ujarnya.
Ketika tingkat kunjungan ramai ia mengaku omzet yang diperoleh mencapai Rp150-500 ribu per hari. Tapi kondisi tersebut hanya pada hari Sabtu dan Minggu dan hari besar keagamaan lainnya misalnya seperti Lebaran Topat dan musim haji.
“Kalau banyak juga yang datang mereka pada bawa makanan sendiri. Jadi jarang yang datang belanja kesini. Ini banyak lapak yang masih buka,” keluhnya.
Para pedagang juga katanya tidak bisa komplain terhadap peraturan tersebut karena sudah ditetapkan. Sehingga mau tidak mau tetap dilaksanakan.
“Kan sudah diketok Rp600 ribu dan anggota dewan sudah menentukan dia bilang,” tuturnya.
Baca Juga: 679 Jemaah Haji Asal Mataram Berada di Arafah Laksanakan Puncak Ibadah Haji
Sementara itu, pedagang kaki lima (PKL) yang lain Nita mengeluhkan hal yang sama. Berjualan sejak tahun 2010 lalu, lapak yang dibuat sudah beberapa kali pindah sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Lapak yang dibuat saat ini tepat di pesisir pantai. Lokasi ini dinilai cukup strategis untuk meningkatkan jumlah pembeli. Sehingga dalam sehari omzet yang didapatkan yaitu sebesar Rp150 ribu bahkan mencapai Rp1 juta tergantung tingkat kunjungan.
“Kalau ramai ini pada saat lebaran saja. Karena kalau sekarang sepi karena yang masuk bayar. Jadi meski dalam Makam Loang Baloq ramai tapi jarang ada yang ke sini masuk ke taman,” katanya.
Para pedagang berharap kondisi bisa kembali seperti semula yaitu pembayaran kebersihan. Namun jika penarikan retribusi lapak ini tetap diberlakukan namun bisa dikurangi yaitu bisa menjadi Rp100 ribu atau Rp200 ribu per bulan.
“Kalau bisa kurang lah ya. Kalau di sini yang sepinya itu tidak dihitung. Kan kalau puasa itu sebulan kita tidak jualan,” harapnya.
Kontributor : Buniamin
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah