Geram Dengan Pabrik Aqua, Dedi Mulyadi Kritik Soal Harga Air Hingga Muatan Truk

Gubernur Jabar kritik Aqua Subang soal sumber air gratis dari sumur bor, truk pengangkut yang melebihi kapasitas, dan kontribusi minim ke pembangunan jalan.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 23 Oktober 2025 | 18:58 WIB
Geram Dengan Pabrik Aqua, Dedi Mulyadi Kritik Soal Harga Air Hingga Muatan Truk
Dedi Mulyadi sidak di Pabrik Aqua. (bidik layar kanal YouTube KDM)
Baca 10 detik
  • KDM sebut bahan baku Aqua gratis dari alam, tapi harganya lebih mahal dari BBM, untungnya besar
  • KDM soroti truk Aqua yang kelebihan muatan dan tua, berpotensi merusak jalan & membahayakan.
  • KDM minta Aqua jujur soal jumlah air dan tidak memakai truk besar yang merusak jalan provinsi.

SuaraBali.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi beberapa waktu yang lalu berkunjung ke pabrik Aqua di Subang.

Dalam kunjungannya itu, pria yang kerap disapa KDM ini dibuat terkejut dengan asal sumber air Aqua di pabrik tersebut.

KDM menemukan bahwa air mineral yang diproduksi bersumber dari sumur bor dalam.

Rupanya tak hanya soal sumber air mineral, dalam momen itu KDM juga menyoroti aktivitas kendaraan perusahaan yang dinilainya berpotensi memperpendek usia infrastruktur jalan di sekitar pabrik.

Baca Juga:Mangkir Sidang Gugatan Cerai, Kang Dedi Mulyadi Masih Cinta Ambu Anne?

KDM kemudian mencari tahu muatan setiap truk yang membawa ratusan galon Aqua tersebut.

Rupanya muatan yang dibawanya melebihi kapasitas, bahkan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut juga sudah berumur 15 – 20 tahun.

Hal ini menurut KDM menjadi salah satu penyebab memperpendek usia infrastruktur jalan, lantaran muatan melebihi kapasitas.

Bahkan bisa membahayakan pengendara lain, lantaran kondisi kendaraan yang sudah tidak fit.

“Ini sehari berapa meter kubik airnya?,” tanya KDM pada salah satu pegawai pabrik Aqua.

Baca Juga:Absen Sidang Cerai, Dedi Mulyadi Lebih Pilih Lakukan Hal Kemanusian Ini

“Kalau dari rata – rata kita per hari itu 2.850.000 meter,” jawab pegawai.

“Berarti sehari itu 2.850.000 meter yang diperoleh dengan gratis,” tanya KDM Kembali.

Pihak pabrik Aqua seolah tidak terima bahwa bahan baku yang mereka peroleh disebut gratis, dengan dalih masih tetap membayar pajak tanah dan air.

“Kan kita bayar pajak,” timpal pegawai.

“Ya bayar pajak aja, tapi kan gratis. Beda dengan perusahaan lain, bahan baku harus beli. Pabrik kain harus beli bahan baku, pabrik semen harus beli bahan baku. Kalau Perusahaan ini bahan bakunya tidak beli. Yang lain juga sama, udah beli bahan baku, dan bahan bakunya juga bayar pajak,” jelas KDM.

“Kalau ini kan enggka, kalau ini kan ngambil air secara terbuka, bebas dari alam, diangkut, walaupun masyarakat disini banyak yang kekurangan air,” imbuh KDM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini