- Manggarai Barat dilanda cuaca panas akibat ekuinox
- Semakin lama udara semakin panas
- Masyarakat diminta banyak konsumsi air putih
SuaraBali.id - Cuaca panas melanda Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Hal ini pun membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat supaya memperbanyak minum air putih dalam menghadapi cuaca panas yang melanda wilayah itu.
"Pastikan ketercukupan cairan tubuh dengan cukup minum air putih," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran dihubungi di Labuan Bajo, Selasa (23/9/2025).
Air putih disebut bisa menjaga warga tetap sehat dan terhidrasi saat cuaca panas.
Baca Juga:Surat Undangan Perang Terbuka Gegerkan Warga di Alor, Pemuda Diminta Jangan Terpancing
Cuaca panas di Manggarai Barat ini terjadi karena posisi matahari atau garis semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa.
Fenomena ini disebut ekuinoks, yang menandai peralihan musim dari kemarau menuju musim hujan.
Walaupun fenomena ekuinox ini tidak berbahaya dan merupakan sesuatu yang alamiah tiap tahunnya atau dua kali dalam setahun, kata dia, sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi. Namun akhir-akhir ini terasa sangat panas.
Suhu udara terasa lebih panas ini karena kelembapan udara yang mulai tinggi, hal ini membuat udara terasa lebih gerah dan pengap.
Sementara itu tutupan awan dalam tiga hari terakhir juga berkurang, sehingga panas semakin terasa langsung di permukaan.
Baca Juga:Wagub Bali Khawatir Prakiraan Cuaca Kadang Tak Tepat di Masa Peralihan Musim
"Jadi gerahnya udara bukan karena ekuinox, melainkan karena suhu tinggi sekitar 31-32 derajat Celcius dengan kelembapan udara pada siang hari berkisar 60-65 persen. Nah, kondisi ini membuat keringat sulit menguap, sehingga kemampuan tubuh untuk mendingin berkurang," katanya.
Menurutnya cuaca ini bisa mengakibatkan masyarakat merasa lebih panas, gerah, dan mudah lelah.
"Diimbau juga agar mengenakan pakaian yang nyaman dan batasi aktivitas berat di siang hari, terutama di luar ruangan," kata Maria Seran. (ANTARA)