Cuaca Ekstrem Hantui Bali: Gelombang Tinggi, Angin Kencang, dan Peralihan Musim

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan hujan akan terus turun pada musim kemarau.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 09 Juli 2025 | 17:53 WIB
Cuaca Ekstrem Hantui Bali: Gelombang Tinggi, Angin Kencang, dan Peralihan Musim
Ilustrasi hujan [Istimewa]

SuaraBali.id - Masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul peringatan dini dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar terkait potensi gelombang tinggi di perairan selatan Bali.

Peringatan ini disampaikan seiring dengan masuknya musim peralihan, yang kerap membawa serta fenomena hidrometeorologi ekstrem.

“Waspadai potensi peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di perairan selatan Bali,” kata Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III Wayan Musteana, Rabu (9/7/2025).

Kondisi ini berpotensi membahayakan aktivitas di laut, seperti pelayaran dan juga kegiatan wisata bahari.

Baca Juga:Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Puluhan Penerbangan di Bali Terganggu

BBMKG Denpasar telah menerbitkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di Bali diperkirakan pada periode 9-12 Juli 2025.

Berdasarkan kondisi atmosfer selama periode tersebut, BBMKG Denpasar mencatat pola angin di wilayah perairan utara Bali bergerak dari arah timur-selatan dengan kecepatan berkisar hingga 25 knot atau sekitar 46 kilometer per jam.

Sedangkan perairan selatan Bali diperkirakan arah angin bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan berkisar sama yakni hingga 25 knot.

Ada pun potensi gelombang laut di perairan selatan Bali, Selat Lombok bagian selatan, Selat Bali bagian selatan, dan Selat Badung diperkirakan mencapai hingga empat meter.

Kemudian di Selat Lombok bagian utara diperkirakan ketinggian gelombang laut mencapai hingga 2,5 meter.

Baca Juga:10 Pemain Bali Bulldogs Takluk dan Duel Sengit Merebut Puncak di Bali Masters League

Musteana menambahkan pihaknya selalu membarui informasi dan peringatan dini cuaca yang dapat diakses masyarakat melalui media sosial dan laman resmi.

Dalam periode hingga Jumat (11/7), lanjut dia, diperkirakan secara umum cuaca di Bali cerah berawan dan potensi hujan ringan secara tidak merata masih dapat terjadi di wilayah Bali bagian tengah.

Berdasarkan data prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Jembrana, sebagian wilayah di Pulau Dewata sudah memasuki musim kemarau.

Sedangkan sebagian wilayah lainnya masih dalam peralihan musim seperti di wilayah Bali bagian tengah dan barat.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan hujan akan terus turun pada musim kemarau.

Anomali cuaca yang terjadi sejak 25 Mei 2025 itu, kata dia, disebabkan melemahnya monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini