Kunjungan Wisatawan ke Bali Turun Usai Jebolnya Jalan Denpasar-Gilimanuk

Kendaraan besar seperti bus dan truk harus melewati jalur Buleleng dan menuju Tabanan melalui jalur Gitgit jika hendak menuju Bali Selatan.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 09 Juli 2025 | 15:54 WIB
Kunjungan Wisatawan ke Bali Turun Usai Jebolnya Jalan Denpasar-Gilimanuk
Gubernur Bali, Wayan Koster saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Rabu (9/7/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Jebolnya jalan nasional Denpasar-Gilimanuk di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan mengubah pemetaan lalu lintas di ruas utama di Bali.

Hal tersebut lantaran kendaraan besar kini dialihkan menuju Buleleng untuk menuju Denpasar dan sekitarnya.

Kendaraan besar seperti bus dan truk harus melewati jalur Buleleng dan menuju Tabanan melalui jalur Gitgit jika hendak menuju Bali Selatan.

Rute tersebut membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama ketimbang langsung melalui Jalan Denpasar-Gilimanuk.

Baca Juga:10 Pemain Bali Bulldogs Takluk dan Duel Sengit Merebut Puncak di Bali Masters League

Menilai hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster menilai jika peristiwa tersebut berdampak terhadap pariwisata di Bali.

Dia menilai dengan adanya peristiwa tersebut, kunjungan wisatawan domestik yang melalui jalur darat dan laut akan menurun selama jalan tersebut diperbaiki.

“(Wisatawan) domestik tentu saja yang (terdampak) domestik. Karena wisatawan dari Jawa lintas Ketapang-Gilimanuk kan cukup banyak,” ujar Koster saat ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali di Kantor Gubernur Bali, Rabu (9/7/2025).

Koster mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) usai kejadian tersebut. Dari penjelasannya, proyek jalan tersebut diperkirakan baru akan rampung setelah dikerjakan selama 3 minggu.

Hal tersebut dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi jalan yang jebol tersebut cukup labil. Terlihat dari video yang beredar, lokasi jebolnya jalan tersebut nampak sudah runtuh dan berlubang.

Baca Juga:Wisatawan di Bali Diimbau Tidak Berwisata Outdoor saat Cuaca Ekstrem

Kendati begitu, politisi PDIP itu mengupayakan agar jalan tersebut dapat diselesaikan dengan lebih cepat.

“Saya sudah meminta tapi hitungannya 3 minggu, kalau bisa lebih cepat dari 3 minggu, ya 2 minggu lah. Memang karena labil di situ, nggak bisa cepat,” paparnya.

Di sisi lain, saat meningkatnya momen pariwisata di Bali pada masa liburan ini juga dibarengi dengan cuaca ekstrem yang tidak menentu.

Dari data BPBD Provinsi Bali, setidaknya ada 2 kejadian pohon tumbang dan 2 kejadian tanah longsor yang terjadi di Bali pada Minggu (6/7/2025) lalu. Selain itu, ada juga peristiwa banjir yang terjadi di Kabupaten Tabanan.

Menghadapi kondisi tak menentu itu, Koster menyebut jika BPBD sudah bersiaga untuk menghadapi situasi cuaca yang tidak menentu. Dia juga tidak memberi imbauan khusus bagi wisatawan untuk menghadapi situasi tersebut.

“BPBD sudah siap. Nggak (ada imbauan), biasa aja. Nggak ada yang terlalu istimewa,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini