“Itu resleting rusak sama ada tali. Bukan nyangkut tapi karena ada tali jadi tidak bisa full kita tutup,” tuturnya.
Tidak ada persiapan yang banyak untuk menerima penghargaan ini. Ia mengatakan hanya menyiapkan dua lembar baju salah satunya baju relawan Basarnas. Namun baju relawan yang saat itu sedang dipakai hanya ada satu.
“Baju ini yang akan saya pakai. Tapi cuma satu nanti kita cuci dulu baru besok kita pakai lagi,” ungkapnya.
Dalam kesempatannya menerima penghargaan nanti, para tim akan menyampaikan kondisi pendakian di gunung Rinjani. Ia akan meminta agar di Pelawangan disiapkan untuk peralatan keselamatan. Saran ini agar bisa lebih dekat untuk mengambil alat penyelamatan.
Baca Juga:Misteri Evakuasi Rinjani: Benarkah Helikopter Basarnas Tak Mampu Menjangkau?
“Bisa lebih dekat menjangkau dan berdayakan porter atau guide yang bisa melakukan pertolongan pertama. Kalau menunggu kita jauh. Karena jika sampai ke sana itu membutuhkan beberapa jam,” sarannya.
Sementara terkait dengan donasi yang diberikan kepada salah satu tim yaitu Agam, tidak mau bicara banyak.
Karena hal tersebut merupakan kewenangan Agam yang bisa memberikan keterangan.
“Kami takut salah bicara. Tapi kalau ada Agam nya bisa kita bicara,” katanya.
Ia menyarankan kepada para pendaki untuk menyiapkan fisik, mental dan pelajari tentang Rinjani.
Baca Juga:Pendaki Asal Brasil Ditemukan, Tersangkut di Tebing Sekitar 500 Meter Tak Bergerak
Jika merasa tidak mampu, tim menyarankan untuk tidak melanjutkan pendakian.
“Ini keselamatan yang utama,” pungkasnya.
Jenazah Akan Dipulangkan
Misteri penyebab kematian pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh secara tragis di Gunung Rinjani akhirnya terungkap.
Hasil autopsi menunjukkan serangkaian cedera fatal akibat kekerasan benda tumpul.
Namun, di tengah duka, perjalanan terakhir jenazahnya untuk pulang ke kampung halaman harus tertunda.