SuaraBali.id - Pura Agung Besakih yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang terkini terlihat bersih dari sampah.
Baik sampah-sampah organik maupun anorganik seperti sampah plastik sekali pakai.
Pura yang berada di lereng sebelah barat daya Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali ini juga merupakan salah satu obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Karangasem.
Kompleks Pura Besakih dibangun berdasarkan keseimbangan alam dalam konsep Tri Hita Karana, dimana penataannya disesuaikan berdasarkan arah mata angin agar struktur bangunannya dapat mewakili alam sebagai simbolisme adanya keseimbangan tersebut.
Baca Juga:Koster Temui Pengusaha AMDK di Bali : Saya Minta Produksinya Dihentikan
Uniknya untuk bersih dari sampah, pengurus Pura terbesar di Bali ini tak memberlakukan larangan kepada para pedagang UMKM yang ada di sana untuk berjualan air minum kemasan di bawah satu liter.
Sebagaimana diketahui, larangan penggunaan air kemasan dalam plastik (AMDK) di bawah 1 liter kini menjadi isu hangat di Bali.
Kepala badan pengelola fasilitas Suci Pura Agung Besakih, I Gusti Lanang Miliarta, mengatakan Gerakan Bersih Sampah di kawasan Pura ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.
Menurutnya, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menjadikan lingkungan sekitar Pura Besakih ini menjadi bersih dari sampah.
Pertama adalah melakukan edukasi kepada para pengunjung yang akan sembahyang ke Besakih untuk tidak membuang sampah-sampah plastik mereka dengan sembarangan.
Baca Juga:Nasib Pemulung Dan Industri Daur Ulang Yang Terdampak Larangan Plastik Sekali Pakai di Bali
“Itu yang pertama, yaitu mengedukasi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan kawasan Pura,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Sedangkan langkah kedua adalah menempatkan petugas di lapangan yang akan merazia sampah plastik.
“Jadi, sebelum masuk Pura, para pengunjung dicegat dulu oleh para petugas untuk diperiksa dan melarang mereka membawa kantong plastik dan air minum kemasan plastik ke Pura. Ini dilakukan untuk menghindari sampah-sampah plastik berserakan di area Pura,” katanya.
Langkah ketiga yang dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan Pura dari sampah-sampah plastik adalah dengan membentuk tim kebersihan, pengangkutan, dan pemilahan. “Selain itu, kita juga ada tempat pemrosesan untuk sampah-sampah organik meskipun belum besar,” tuturnya.
Menurutnya, pihak pengelola kawasan Pura Agung Besakih juga melibatkan komunitas untuk menjaga kebersihan Pura dari sampah plastik.
“Di sini kan ada 14 desa adat, yang anak-anak mudanya kita galang untuk bersih-bersih di sekitar Pura. Kita juga menggerakkan siswa-siswi SD, SMP, SMA untuk ikut bersih-bersih, sekaligus untuk mengedukasi juga mereka, menyadarkan mereka pentingnya arti kebersihan lingkungan dari sampah. Jadi, ini rutin dilakukan dan kita punya grup,” tukasnya.