SuaraBali.id - Bus Trans Metro Dewata alias bus merah dijadwalkan akan kembali beroperasi pada 20 April 2025, besok di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita).
Bus ini akan kembali mengitari Bali dengan layanan yang kini dibiayai oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Daerah se- Sarbagita.
Terdapat jadwal baru dan rute Bus Trans Metro Dewata yang akan dimulai pada esok pagi hari, Minggu (20/4/2025).
Adapun tarifnya dimulai dari Rp 4 ribu.
Baca Juga:Era Baru Penyiaran Digital di Bali, Turyapada Tower Bebaskan Buleleng dari Sulit Sinyal
Sedangkan jam operasional bus dimulai pukul 04.30 Wita sebagai keberangkatan pertama, sampai 19.00 Wita sebagai keberangkatan terakhir.
Jadwal tiap koridor akan berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang telah diatur.
Masyarakat atau pelaku perjalanan bisa memantau pergerakan bus Trans Metro Dewata lewat aplikasi di ponsel mereka.
Aplikasi tersebut adalah Mitra Darat yang telah digunakan sejak awal keberadaan bus Trans Metro Dewata.
Berikut jadwal lengkap dan rutenya :
Baca Juga:Ni Luh Nopianti Janji Setia Menunggu Agus Keluar dari Penjara, Kini Pindah ke Lombok
Koridor 1: Sentral Parkir Kuta-Terminal Pesiapan
Keberangkatan pertama pukul 04.30 Wita.
Keberangkatan terakhir pukul 18.33 Wita.
Koridor 2: Terminal Ubung-Bandara Ngurah Rai
Keberangkatan pertama pukul 05.00 Wita
Keberangkatan terakhir 18.49 Wita.
Koridor 3: Terminal Ubung-Sanur
Keberangkatan pertama pukul 05.00 Wita
Keberangkatan terakhir 18.53 Wita.
Koridor 4: Terminal Ubung-Sentral Parkir Monkey Forest
Keberangkatan pertama 05.00 Wita.
Keberangkatan terakhir pukul 18.30 Wita.
Koridor 5: Sentral Parkir Kuta-Politeknik Negeri Bali
Keberangkatan pertama pukul 05.00 Wita.
Keberangkatan terakhir pukul 18.36 Wita.
Koridor 6: Sentral Parkir Kuta-Nusa Dua
Keberangkatan pertama pukul 05.00 Wita.
Keberangkatan terakhir pukul 19.00 Wita.
Sebagaimana diketahui, setelah sempat dihentikan pengoperasiannya oleh Kemetrian Perhubungan, akhirnya Trans Metro Dewata siap kembali melayani masyarakat di Bali dengan 6 koridor aktif dan 75 armada bus yang siap beroperasi.
Sebelumnya ada sekitar 105 armada yang berlalulalang sekitar 15 menit sekali.
Namun kini karena jumlah bus lebih sedikit, ada penyesuaian waktu tunggu bus di halte yang telah disiapkan.
Menurut Gubernur Bali Wayan Koster total dana yang terkumpul sebesar Rp49,7 miliar, di mana jumlah ini mampu menggerakkan transportasi publik itu hingga Desember 2025 nanti.
Pembiayaan tersebut didapatkan dari dana gotong royong dengan 30 persennya dari Pemprov Bali, dan 70 persennya dari pemda Sarbagita.
“Pemprov Bali berkontribusi 30 persen atau senilai Rp15 miliar, Pemkot Denpasar Rp14 miliar, Badung Rp16 miliar, Gianyar Rp4,7 miliar, dan Tabanan nol, akan didukung oleh Pemkab Badung,” kata Koster.
Solusi atas pembiayaan bus ini menurutnya sudah terpecahkan dengan berbagi pembiayaan operasional dengan kabupaten yang dilintasi bus merah.
Satu hal yang menjadi evaluasi pemerintah daerah adalah lalu lintas bus yang kerap sepi tanpa penumpang, sehingga nanti bus berkapasitas total lebih dari 30 orang ini akan bergerak optimal pada pagi dan sore hari.
“Mudah-mudahan masyarakat Bali semakin sadar, semakin antusias untuk beralih menggunakan transportasi menggantikan kendaraan pribadi dengan transportasi publik, supaya Bali tidak lagi macet,” ujar Koster.
Koster menjelaskan tidak ada pendapatan asli daerah (PAD) yang ditargetkan dari beroperasinya bus TMD. Sebab, dia berujar, operasional bus TMD bersifat layanan untuk memenuhi hak masyarakat Bali.
"Tidak ada hitung-hitungan mencari untung. Nggak ada target PAD. Ini tujuannya adalah layanan publik, bukan untuk target PAD,” ujarnya.
Adapun koridor yang dilayani yaitu koridor satu Sentral Parkir Kuta-Terminal Pesiapan, koridor dua Terminal Ubung-Bandara I Gusti Ngurah Rai, koridor tiga Terminal Ubung-Icon Mal Sanur, koridor empat Terminal Ubung-Monkey Forest, koridor lima Sentral Parkir Kuta-Politeknik Negeri Bali, dan koridor enam Sentral Parkir Kuta-Nusa Dua.