SuaraBali.id - Gubernur Bali, Wayan Koster menceritakan cikal bakal rencana untuk membangun Turyapada Tower yang akhirnya diresmikan pada Jumat (18/4/2025).
Bahkan, dia menyebut jika menara yang ada di Buleleng, Bali itu hampir dinamai Koster Tower.
Dia menjelaskan bahwa awalnya dia hanya berencana untuk membangun tower pemancar biasa yang digunakan untuk memancarkan sinyal siaran di Kabupaten Buleleng, tempat kelahirannya tersebut.
Bahkan, awalnya Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek tersebut hanya sebesar Rp10 miliar.
Baca Juga:Kondisi Agus Difabel Terkini di Lapas Setelah Menikah Dengan Gadis Bali
“Rencana pada saat itu sebenarnya adalah membangun tower yang biasa hanya untuk kepentingan siaran di Buleleng,” ujarnya saat berpidato pada Launching Turyapada Tower, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (18/4/2025).
Namun, kemudian dia memiliki ide untuk menjadikan menara yang dapat menjadi objek wisata.
Muncul kemudian idenya untuk membuat restoran putar yang terinspirasi saat dia berkunjung ke Singapura pada tahun 1995.
![Turyapada Tower di Buleleng, Bali [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/19/85341-turyapada-tower.jpg)
Setelahnya, dia juga menambah ide untuk menambahkan jembatan kaca dan tempat untuk memandang dari atas menara.
Dari situ dia kemudian ingin menyandingkan rencana menara itu dengan objek kenamaan di dunia seperti Tokyo Tower, Toronto Tower, hingga Menara Eiffel.
Baca Juga:Bandara Ngurah Rai Tambah Penerbangan ke Guangzhou, Ini Daftar Rute dari Bali ke China
Diskusi kemudian dia lakukan selama enam bulan dengan pakar teknik dari Universitas Udayana.
Rencana tersebut kemudian dimungkinkan untuk diwujudkan oleh pakar-pakar itu.
Hingga akhirnya Turyapada Tower itu dapat berdiri pada ketinggian sampai 1.636 mdpl. Proyek itu juga menghabiskan Rp330 miliar pada tahap pertama ini.
Sedangkan, Koster menceritakan jika mulanya nama menara tersebut bukan direncanakan menjadi Turyapada.
Bahkan, tim ahlinya mulanya meminta Koster untuk menamakan menara itu Koster Tower.
Namun, permintaan itu ditolak Koster karena menurutnya tidak baik menamakan tempat dari jaman orang yang masih hidup.
“Tadinya mau diusulkan namanya Koster Tower. Saya bilang gak boleh memakai nama orang yang masih hidup, nanti Ngereres cepat mati dia,” tuturnya.
Jadi gak boleh pakai nama yang lain, saya bilang gitu,” imbuh Koster.
Baru nama Turyapada itu muncul setelah mendapat masukan dari Ida Seri Begawan.
Dia menjelaskan makna Turyapada sebagai pertemuan antara bumi dan langit (Akasa dan Pertiwi) yang kemudian memberikan kesejahteraan.
“Artinya itu adalah pertemuan antara Akasa dan Pertiwi yang kemudian melahirkan sumber kehidupan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia,” ucapnya.
Jadi Obyek Wisata
Operasional Turyapada Tower baru diresmikan sebagai menara pemancar sinyal televisi. Selanjutnya, rencana tower tersebut yang akan menjadi tempat wisata.
Fasilitas wisata yang disiapkan meliputi planetarium yang akan ditempatkan di lantai 10 menara dan fasilitas skywalk yang akan ada di lantai 9.
Fasilitas tersebut juga akan melengkapi fasilitas wisata yang sudah ada seperti restoran putar dan jembatan kaca.
Tidak hanya itu, Koster juga menyebut jika kawasan tersebut akan memiliki gondola.
Gondola tersebut direncanakan akan sepanjang 700 meter dan juga turut menjadi objek wisata di kawasan itu.
Selain itu, Koster juga menjelaskan jika proyek kawasan tersebut juga meliputi proyek jalan yang menghubungkan jalan shortcut Denpasar-Buleleng dan tower tersebut.
Pasalnya, pada saat launching, jalan penghubung ke menara tersebut masih dalam kondisi rusak dan bukan merupakan jalan beraspal.
“Jalan masuk dari shortcut-nya, jadi jalannya masih jalan yang lama, jalan tradisional,” ujar Koster.
Koster menjelaskan jika pihaknya sudah memulai proses tender dari proyek tersebut.
Dia memperkirakan jika kontrak dari tender tersebut akan ditandatangani pada Juni 2024 dan langsung akan dikerjakan.
“Akan dibangun tahun ini, sudah mulai proses tender diperkirakan pertengahan Juni sudah kontrak dan akan dikerjakan,” paparnya.
Politisi PDIP itu memperkirakan jika proyek tersebut akan selesai dalam setahun dan akan selesai pada pertengahan tahun 2026.
Dimana proyek tersebut akan menelan biaya Rp270 miliar, menjadikan total Rp600 miliar jika digabung dengan aggaran pembangunan pertama.
“Begitu kontrak berjalan, diperlukan waktu satu tahun untuk mengerjakan kawasan dan jalan masuknya. Itu diperkirakan pertengahan 2026 sudah selesai,” imbuh dia.
Nantinya, Turyapada Tower akan dikelola oleh pihak ketiga. Koster berupaya mencarikan pihak yang bersedia mengembalikan dana proyek sebesar Rp600 miliar itu.
Setelahnya, skemanya akan menjadi pembagian antara Pemprov dan pihak ketiga tersebut. Sedangkan, Pemkab Buleleng akan menerima Pajak Hotel dan Restoran.
“Tentu saja yang akan kita dorong adalah yang memiliki skema terbaik untuk mendapatkan hasil di kawasan ini,” ucapnya.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda