Di Balik Nama Serombotan, Kuliner Khas Bali Hidangan Para Raja yang Kini Dijual Rp 5 Ribuan

Serombotan, kuliner khas Klungkung Bali, mirip urab tapi beda bumbu (basa koples pedas). Berbahan sayuran, kelapa panggang.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 16 April 2025 | 17:06 WIB
Di Balik Nama Serombotan, Kuliner Khas Bali Hidangan Para Raja yang Kini Dijual Rp 5 Ribuan
Kuliner khas Bali, Serombotan [Facebook Festival Semarapura]

Filosofi di balik serombotan, yang merupakan perpaduan berbagai bahan berbeda yang berpadu harmonis dan mencerminkan kehidupan masyarakat Klungkung yang penuh keberagaman, namun tetap hidup rukun.

Hidangan ini menjadi simbol harmoni yang hidup, seolah menegaskan bahwa keragaman adalah kekuatan, bukan perbedaan.

Cara Makan Serombotan

Biasanya, serombotan disajikan dengan tipat (ketupat) atau nasi hangat, menjadikannya makanan yang lezat sekaligus mengenyangkan.

Baca Juga:Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris

Pada beberapa kesempatan, hidangan ini juga diperkaya dengan mi bihun sebagai pelengkap.

Namun anda juga bisa menambahkan berbagai macam protein seperti telur rebus, sate lilit, tum ayam, pepes ikan dan lain sebagainya.

Saat ini harga serombotan di Klungkung bisa dibeli mulai dari harga Rp5.000,00 saja.

Makanan ini memang sangat terjangkau dan sehat serta cocok bagi anda yang vegetarian.

Ada banyak pedagang serombotan di warung-warung sekitar kota.

Baca Juga:Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju

Namun, jika ingin mendapatkan suasana Klungkung yang lebih terasa, anda bisa mampir Pasar Senggol Semarapura sambil menikmati hiruk pikuk jantung Kota Klungkung.

Bila anda tak bisa ke Klungkung, anda juga bisa membelinya di berbagai tempat seperti halnya di Denpasar.

Biasanya tipat serombotan dijual pada warung yang menjual tipat cantok hingga rujak kuah pindang.

Salah seorang pedagang di Denpasar Timur, Ni Wayan Sudarmi mengatakan bahwa serombotannya laris saat siang hari ataupun sore hari.

“Biasanya untuk makan siang atau makan malam, yang beli mulai 5 ribu hingga 10 ribu,” ujar perempuan asal Desa Gunaksa, Klungkung ini.

Ia sudah menjual serombotan selama kurang lebih 6 tahun dan serombotannya biasanya habis terjual sebelum pukul 8 malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini