SuaraBali.id - Seluruh penyeberangan di pelabuhan di Bali mulai ditutup saat menjelang Nyepi pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 12 malam.
Dinas Perhubungan (Dishub) Bali mengimbau calon pemudik untuk segera berangkat mudik lebaran Idul Fitri lebih awal.
Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub Bali I Putu Sutaryana mengatakan penutupan ini dilakukan karena pada 29 Maret akan berlangsung Hari Suci Nyepi.
Hal ini juga akan berlaku pembatasan lalu lintas yang akan dilakukan lebih awal guna mengantisipasi pemudik yang tercecer di jalan.
Baca Juga:Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
“Dishub pastikan tanggal 28 jam 12 malam sudah tidak ada lagi pergerakan karena jam 6 pagi sudah Nyepi sampai besok harinya,” katanya, Senin (17/3/2025) sebagaimana dilansir Antara.
Untuk itu, Dishub Bali mengimbau calon pemudik berangkat ke kampung halaman guna merayakan Idul Fitri 1446 Hijriah lebih awal terutama tanggal 25-27 Maret 2025.
Menurut Dishub, tanggal ini dinilai lebih strategis, karena di luar waktu tersebut Umat Hindu Bali juga akan melaksanakan Melasti jelang Hari Suci Nyepi sehingga diprediksi dapat menimbulkan kemacetan.

“Di Pelabuhan Ketapang juga ada umat Hindu, jadi harapan kami sebelum tanggal 28 itu pemudik keluar-masuk Bali, kalau bisa tanggal 25-27 untuk kenyamanan pemudik juga,” ujar Sutaryana.
Penutupan Pelabuhan yang dilakukan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai, dan Pelabuhan Sanur, sendiri akan dilakukan sampai Minggu, 30 Maret 2025 pukul 6.00 Wita.
Baca Juga:Imbauan Penting untuk Pemudik Lombok-Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
Setelah jam tersebut lalu lintas dapat kembali normal.
Sehari Menjelang Nyepi Jadi Puncak Arus Mudik
Momentum sehari jelang Hari Suci Nyepi diyakini akan menjadi puncak arus mudik Lebaran 2025.
Akan tetapi menurut Sutaryana antisipasi melalui penutupan penyeberangan ini harus dilakukan untuk saling menghargai kegiatan antar-umat.
Kendati demikian, Dishub Bali juga tidak dapat memastikan asal keberangkatan calon pemudik yang hendak meninggalkan Pulau Dewata, sehingga tidak dapat memetakan waktu dan disarankan berangkat sejak jauh- jauh hari.
Tahun ini, Pemprov Bali memprediksi sebanyak 1.335.107 orang akan meninggalkan Bali atau naik 8,78 persen dari tahun sebelumnya.