Cegah ISPA dan DBD di Musim Hujan, Dinkes Lotim Imbau Perhatikan Lingkungan

Pemkab Lombok Timur imbau warga waspadai ISPA dan DBD saat musim hujan. Kasus ISPA tinggi, dipicu lingkungan dan cuaca. DBD juga meningkat.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 12 Februari 2025 | 19:07 WIB
Cegah ISPA dan DBD di Musim Hujan, Dinkes Lotim Imbau Perhatikan Lingkungan
ILUSTRASI - Pasien dengan gejala batuk dan sesak antre memeriksakan diri di Poli Batuk dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBali.id - Musim hujan di awal tahun 2025 seperti saat ini membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut) dan DBD (demam berdarah).

"Setiap musim hujan seperti saat ini, selalu terjadi, banyak warga mengalami penyakit ISPA," kata Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur Fathurrahman, Rabu (12/2/2025).

Menurutnya kasus ISPA di Lombok Timur saat ini cukup tinggi seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Aikmel kurang lebih 253 orang warga terserang penyakit ISPA, termasuk yang terjadi di beberapa wilayah lainnya.

Masyarakat yang tertular penyakit ISPA tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetik.

Baca Juga:Bahaya Hujan Selang-Seling, Ada Potensi Lonjakan Kasus Demam Berdarah di Bali

"Derajat kesehatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetik, namun untuk faktor genetik kecil pengaruhnya," ucapnya.

Menurutnya penyebab terbesar faktor yang menjangkit masyarakat yaitu faktor lingkungan, dibandingkan faktor lain, karena lingkungan ini berkaitan dengan sanitasi dasar atau lingkungan fisik atau cuaca seperti saat ini, cuaca ini sangat berpengaruh menyebabkan penyakit itu tinggi.

"Cuaca menjadi penyebab terjadinya tubuh tidak kuat, atau imun melemah, sehingga penyakit mudah masuk ke tubuh. Agar tubuh kuat dan imun tinggi, maka tubuh membutuhkan makanan yang bergizi," katanya.

Selain kasus ISPA, kasus demam berdarah (DBD) juga mengalami peningkatan cukup tinggi di dua bulan terakhir.

"Untuk DBD bulan Januari - Februari 2025 saat ini tercatat sebanyak 56 kasus," katanya.

Baca Juga:Awas Demam Berdarah, Dinkes Bali Sikapi Mulainya Musim Hujan

Untuk mencegah kasus DBD tersebut, tidak mesti dengan melakukan pengasapan, tetapi yang terpenting bagaimana masyarakat bergotong royong melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN),

"Akan lebih efektif ketika masyarakat melakukan PSN terlebih dahulu, ketimbang melakukan pengasapan, karena pengasapan dapat dilakukan ketika PSN sudah dilakukan," jelasnya.

Saat ini banyak masyarakat meminta dilakukan pengasapan, tetapi selalu disarankan untuk melakukan PSN di lingkungan masing masing

"Ketika ada masyarakat yang meminta pengasapan selalu kami layani, tetapi selalu ditekankan agar sebelum pengasapan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan terlebih dahulu, agar efektif dan efisien," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak