SuaraBali.id - Bencana tanah longsor yang terjadi di Ubung Kaja Denpasar membuat masyarakat bahu-membahu untuk melakukan evakuasi awal beberapa korban tanah longsor setelah mendengar teriakan minta tolong.
Seorang anggota Linmas Desa Ubung Kaja, Sulastra mengatakan awalnya ia sedang bertugas menyeberangkan warga di depan kantor desa dan sekitar pukul 7.30 Wita melihat tanah longsor di dataran tinggi tepat di depan kantor Desa Ubung Kaja.
“Longsornya tidak sampai ke jalan, tapi kedengaran gemuruh tanah ambruk dan debunya banyak, orang proyek (teman korban) sama saya ikut bantu karena ada yang minta tolong,” kata dia, Senin (20/1/2025).
Ia pun langsung menghubungi BPBD dan Basarnas Bali, sebab kondisi tanah menghancurkan bangunan kos membuat masyarakat kesulitan melanjutkan evakuasi mandiri.
Baca Juga:Pria Bangladesh Viral, Jadi Sopir Pariwisata di Sanur Sudah Fasih Bahasa Indonesia
Anggota linmas itu tidak menduga terjadi longsor sebab tidak ada hujan selain kemarin malam, dan proyek yang menimpa rumah kos baru akan dimulai masih berupa fondasi.
Sementara itu rekan pekerja bangunan dari para korban bernama Edi Sunarjo mengaku awalnya hendak menjemput teman-temannya menuju proyek, namun mendapat kabar terjadi longsor.
“Kabar dari teman-teman proyek, itu tadi pagi ngumpul mau berangkat kerja, kami datang jam 8, sudah tertimpa semua, cuma ketemu dua orang, satu meninggal, satu luka-luka,” kata dia.
Dari sanalah seorang korban bernama Rokim berteriak minta tolong. Edi lalu melihatnya berada di reruntuhan seng dengan sedikit ruang untuk akses udara.
Edi mengatakan total delapan orang rekannya berada di rumah kos dua kamar itu, mereka berasal dari Jawa Timur, dan berpindah-pindah kos sesuai proyek yang dikerjakan.
Baca Juga:Marak WNA Jadi Guide di Bali, Kemenpar Akan Buat Aturan Baru
Mereka baru menetap sekitar dua minggu dan tidak memprediksi akan terjadi bencana tanah longsor di Jalan Kendedes I, Desa Ubung Kaja.
“Gak membaca situasi, kemarin itu pas pindahan saya tanya depannya longsor duluan tapi di sini sebelum ada proyek tidak ada potensi longsor, tapi setelah ada fondasi proyek (di atas rumah kos) mungkin getaran jadi kurang kuat,” ujarnya.
Hingga pukul 12.00 Wita Basarnas Bali dan tim SAR gabungan dibantu masyarakat sudah mengevakuasi enam korban, dimana tiga diantaranya selamat dan tiga lainnya meninggal dunia dan dilarikan ke RS Surya Husada dan RS Prof Ngoerah.
Adapun tiga orang yang mengalami luka-luka bernama Frengki, Nado, dan Rokim, dua orang yang meninggal dunia bernama Didik dan Dwi, sementara satu korban meninggal lainnya belum diketahui namanya. (ANTARA)