Hari Raya Galungan, Pura Agung Jagatnatha Denpasar Didatangi Ribuan Pemedek

Karena areal Pura Agung Jagatnatha terbatas, maka waktu untuk berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa dibatasi sesuai kapasitas pura.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 25 September 2024 | 13:35 WIB
Hari Raya Galungan, Pura Agung Jagatnatha Denpasar Didatangi Ribuan Pemedek
Pura Jagatnatha, Selasa (30/3/2022).[Suara.com/Yosef Rian]

SuaraBali.id - Upacara untuk merayakan Hari Raya Galungan atau kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan) digelar di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Bali, Rabu (25/9/2024) oleh ribuan pemedek atau umat di sekitar Kota Denpasar.

Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Saskara mengatakan puncak kedatangan pemedek pada perayaan Galungan yang jatuh pada Buda Kliwon Dungulan di Pura yang ada di jantung Kota Denpasar itu diperkirakan terjadi pada siang nanti.

"Sudah dari tadi pagi sekitar jam 07:00 Wita masyarakat sudah hadir untuk melakukan persembahyangan, sepertinya sampai siang nanti pun puncak kehadiran masyarakat yang sembahyang akan lebih banyak lagi," kata Askara.

Adapun umat yang hadir sejak pagi mencapai lebih dari 500 orang, sementara umat yang datang pada sore hari bisa mencapai 1.000 orang bahkan lebih.

Baca Juga:Niat Main Bola, Pemuda 22 Tahun Ini Malah Ambil Golok Dan Hendak Ikut Tawuran di Sanur

Karena areal Pura Agung Jagatnatha terbatas, maka waktu untuk berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa dibatasi sesuai kapasitas pura. Ibadah di tempat itu pun dipandu oleh beberapa pemangku yang sudah dibagikan. Adapun ibadah dibagi menjadi tiga sesi mulai pagi pukul 09.00 Wita, hingga berakhir pada sesi malam pukul 22.00 Wita.

Sejak pagi, pemedek yang merayakan Galungan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar sudah terlihat memadati area pura. Sekitar pukul 11.00 Wita, tampak antrean panjang di luar pintu masuk pura yang menunggu jadwal persembahyangan.

Sebanyak 12 orang pecalang (pengamanan desa adat) yang bertugas pun berjaga di pintu masuk untuk mengatur lalu lintas keluar masuk bagi pemedek.

Di Pura Agung Jagatnatha juga sudah tampak dihiasi penjor, tedung dan pernak-pernik sakral lainnya yang didominasi warna kuning dan putih. Hiasan sakral itu dimaknai sebagai Dharma dan Adharma, yang melambangkan kebaikan dan keburukan.

Galungan kali ini menjadi momentum untuk berbenah diri, menjaga persatuan antara umur di tengah situasi Pilkada Bali.

Baca Juga:Bule Ukraina Produksi Konten Porno Internasional di Ubud

"Harapannya pelaksanaan Galungan ini merupakan suatu momen yang sangat baik apalagi dikaitkan dengan Pilkada Bali, ayo bersama-sama calon pemimpin masyarakat yang ada di Bali melakukan persembahyangan sehingga semuanya jadi lebih dekat. Mari kita rayakan Galungan dengan suka cita," katanya.

Menurutnya rata-rata pemedek yang hadir pada pagi hingga siang hari di Pura Agung Jagatnatha Denpasar merupakan masyarakat yang bukan asli Denpasar.

Hal ini karena ada kebiasaan masyarakat untuk melakukan persembahyangan di kampung halaman setelah melakukan persembahyangan di pura dekat tempat tinggal agar sore harinya bisa pulang ke kampung untuk merayakan Galungan di kampung halaman asal. (ANTARA)  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak