Selebgram Rita Nurmaliza Merasa Didiskriminasi Oknum Pedagang Kelapa di Bali

Dalam akun Tiktoknya @rita.nurmaliza, ia menceritakan awal mula terjadinya hal yang tidak disangkanya itu.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 11 Juli 2024 | 14:27 WIB
Selebgram Rita Nurmaliza Merasa Didiskriminasi Oknum Pedagang Kelapa di Bali
Tangkap Layar [Tiktok/@rita.nurmaliza]

SuaraBali.id - Baru-baru ini sosial media kembali dihebohkan dengan keluhan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Selebgram sekaligus model Rita Nurmaliza mengeluhkan pengalaman terakhirnya di Bali.

Ia mengaku bahwa sudah berulang kali berkunjung ke Bali, namun selalu diperlakukan dengan baik, dan ia bahkan menilai Bali tempat yang menyenangkan.

Namun, belakangan ini ia dibuat syok dengan perlakuan salah satu oknum pedagang, yang menurutnya itu sudah sangat keterlaluan. Rita merasa didiskriminasi sebagai turis lokal.

Dalam akun Tiktoknya @rita.nurmaliza, ia menceritakan awal mula terjadinya hal yang tidak disangkanya itu.

Baca Juga:Minim Pendaftar, SDN Blimbingsari Bali di Ambang Penutupan

Rita saat itu tengah berkunjung ke Pantai Padang-padang, Uluwatu, Bali. Ia mengaku tengah menemani kekasihnya yang sedang surfing.

Sembari me-time, Rita kemudian menyewa payung yang ada di pantai tersebut. Ia juga ingin membeli air kelapa yang dijual di sekitar pantai. Ia kemudian pergi ke salah satu pedagang air kelapa.

“Aku sewalah umbrellanya di situ Rp 100 ribu, pokoknya aku pengen quality time, terus aku pengen beli air kelapa,” ucap Rita dikutip dari akun Tiktok @rita.nurmaliza, pada Kamis (11/7/24).

Ia merasa bahwa saat itu sudah berbicara dengan pedagang air kelapa secara baik-baik, lantaran Rita meminta kelapa yang muda.

Setelah diberikan kelapanya, Rita mendapati yang tua. Ia kemudian merespon baik-baik kembali dan meminta yang muda.

Baca Juga:Terjerat Narkoba, Ayah di Denpasar Suruh Anak Ambil Sabu Demi Uang

Namun, keramahannya itu justru dibalas dengan bentakan dari pedagang tersebut. Mendengar nada tinggi pedagang, Rita sontak merasa takut.

“Setelah dibuka, itu kelapa ternyata tua isinya keras. Terus aku bilang, ya nggak ada yang mudaan dikit ya Bli, tapi bilangnya baik-baik ya guys ya,” urainya.

“Terus blinya langsung bilang gini ‘repot banget sih, mana gue tau isi didalemnya, beli aja di tempat lain sana’,” tambahnya.

Rita yang awalnya ceria, mendadak terdiam dan takut dengan bentakan pedagang tersebut.

“Dia ngebentak aku di depan semua orang, di depan turis-turis semua lihat aku, dan aku bener-bener malu,” ucapnya.

Setelah mendapat perlakuan tidak baik, Rita kemudian mengurungkan niatnya untuk membeli air kelapa di pedagang tersebut.

Namun, di beberapa menit kemudian si pedagang itu justru terlihat ramah sekali dengan turis asing.   

Menurut Rita harga jual ke turis asing lebih mahal, yaitu Rp 60 ribu, sementara untuk turis lokal hanya Rp 40 ribu.

“Ya allah jahat banget sumpah,” katanya

“Hey kita ini juga manusia, perlakuin yang sama dong, samain juga deh harganya Rp 60 ribu gapapa, Rp 100 ribu pun gue juga beli deh, karena waktu itu gue pengen me time,” tambahnya.

Seketika, Rita merasa insecure dengan turis asing. Ia mengaku bahwa saat itu benar-benar dianak tirikan dengan turis asing.

“Terus aku baru itu kayak ngerasa insecure sebagai turis lokal, karena aku sering banget ke Bali guys ya, tapi baru kali ini aku ngerasa diperlakukan seperti itu, biasanya tidak pernah,” ujarnya.

“Tapi jangan dibeda-bedain dong, turis asing, turis lokal, semua sama-sama manusia,” tegasnya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini