“Setelah dibuka, itu kelapa ternyata tua isinya keras. Terus aku bilang, ya nggak ada yang mudaan dikit ya Bli, tapi bilangnya baik-baik ya guys ya,” urainya.
“Terus blinya langsung bilang gini ‘repot banget sih, mana gue tau isi didalemnya, beli aja di tempat lain sana’,” tambahnya.
Rita yang awalnya ceria, mendadak terdiam dan takut dengan bentakan pedagang tersebut.
“Dia ngebentak aku di depan semua orang, di depan turis-turis semua lihat aku, dan aku bener-bener malu,” ucapnya.
Baca Juga:Minim Pendaftar, SDN Blimbingsari Bali di Ambang Penutupan
Setelah mendapat perlakuan tidak baik, Rita kemudian mengurungkan niatnya untuk membeli air kelapa di pedagang tersebut.
Namun, di beberapa menit kemudian si pedagang itu justru terlihat ramah sekali dengan turis asing.
Menurut Rita harga jual ke turis asing lebih mahal, yaitu Rp 60 ribu, sementara untuk turis lokal hanya Rp 40 ribu.
“Ya allah jahat banget sumpah,” katanya
“Hey kita ini juga manusia, perlakuin yang sama dong, samain juga deh harganya Rp 60 ribu gapapa, Rp 100 ribu pun gue juga beli deh, karena waktu itu gue pengen me time,” tambahnya.
Baca Juga:Terjerat Narkoba, Ayah di Denpasar Suruh Anak Ambil Sabu Demi Uang
Seketika, Rita merasa insecure dengan turis asing. Ia mengaku bahwa saat itu benar-benar dianak tirikan dengan turis asing.