SuaraBali.id - Pilkada serentak digelar di seluruh Indonesia pada 27 November 2024 mendatang. Untuk menyiapkan hal itu, KPU Provinsi Bali tengah menggodok konsep debat pasangan calon yang berbeda dari biasanya untuk Pemilihan Gubernur Bali.
Ketua KPU Provinsi Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan menjelaskan jika pihaknya akan menggelar debat paslon dengan gaya khas Bali.
Gaya khas Bali itu dia akan tunjukkan dengan pelaksanaan debat yang digelar di wantilan. Wantilan merupakan balai terbuka berukuran besar khas Bali.
Selain itu, para peserta debat termasuk paslon nantinya akan memaparkan visi misinya dengan bersila di lantai.
Baca Juga:Akhiri Petualangan Bersama Bali United, Muhammad Ridho Minta Maaf Tak Beri Gelar Juara
Berbeda dengan pelaksanaan debat saat Pilpres sebelumnya yang menggunakan podium dan berdiri selama pelaksanaan debat.
“Saya mungkin akan duduk bersila di sebuah wantilan, ornamen gaya Bali. Ngobrol dan sebagainya. Tidak ada lagi teriakan yel yel, sudah lupakan itu,” ujarnya saat ditemui di Denpasar, Selasa (4/6/2024).
Lidartawan menjelaskan jika konsep tersebut dipilihnya karena terinspirasi dari pemilihan pemimpin di Bali yang secara tradisional dengan duduk melingkar pada sebuah wantilan.
Berbeda dengan konsep biasanya yang disebutnya dengan bergaya Amerika. Menurutnya, konsep dengan berorasi di podium dengan berteriak bukan gaya yang seharusnya dilaksanakan di Bali.
“Jadi kita harus kembali, namanya di Bali itu orang memilih pimpinan itu duduk melingkar, ngobrol,” imbuhnya.
Baca Juga:Toleransi Tinggi, Sejumlah Warga Bali Ikut Mengarak Rumah Untuk Prosesi Orang Tionghoa
“Jadi nggak perlu lagi teriak-teriakan. Jangan gaya-gaya Amerika pakai podium kemudian nunjuk-nunjuk, kalau di Bali begitu mungkin habis itu dia berkelahi di belakang,” tutur Lidartawan.
Selain konsep debat bersuasana khas Bali, Lidartawan juga menjelaskan jika debat Pilgub Bali mendatang akan digelar tanpa suporter di dalam lokasi debat.
Menurutnya, hal tersebut juga untuk meniadakan teriakan-teriakan yang dapat menghambat jalannya debat.
Namun dia menjamin pelaksanaan debat akan disiarkan live di sejumlah stasiun televisi dan kanal streaming. Dengan tanpa suporter langsung, menurutnya penonton debat akan dapat fokus menilai substansi yang disampaikan paslon.
Meski begitu, Lidartawan juga akan memfasilitasi suporter paslon untuk menonton tayangan debat di luar lokasi debat.
“Pendukung gak ikut. Jadi kalau pun nanti bawa suporter harus di luar. Saya buatin live streaming supaya tidak mengganggu,” ujarnya.
“Saya ingin yang namanya pemaparan visi misi ya betul visi misinya didengarkan, bukan teriakan-teriakan orang didengar,” imbuh Lidartawan.
Dia menjelaskan bahwa akan mengkomunikasikan konsep ini nantinya kepada parpol atau paslon yang nanti akan mendaftar. Dalam rencananya, pelaksanaan debat akan digelar selama tiga kali sebelum Pilgub Bali nanti.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda