SuaraBali.id - Masyarakat Gianyar memiliki tradisi unik tersendiri dalam menyambut tahun baru. Tradisi itu bernama Festival Air Suwat yang hingga saat ini masih dilestarikan masyarakat Gianyar.
Tradisi ini diselenggarakan sebagai bentuk menyambut pergantian tahun baru di Desa Adat Suwat, Kabupaten Gianyar, Bali. Festival Air Suwat mencapai puncaknya dengan perang air sebagai simbol pembersihan diri.
Tradisi unik ini ternyata diadakan untuk menyambut tahun baru, baik dalam kalender Hindu Bali (Saka) maupun penanggalan umum (Masehi).
Festival Air Suwat menjadi wujud penghormatan terhadap air sebagai sumber kehidupan di Desa tersebut. Acara ini menyuguhkan rangkaian kegiatan seperti lomba menangkap bebek, tarik tambang, adu cepat membawa bubungan berisi lumpur, dan berbagai kegiatan lainnya.
Baca Juga:Sebut Wanita Berhijab Tak jelas, Senator Bali Arya Wedakarna mendadak Viral
Puncaknya adalah Mendak Tirta dan Siat Yeh, yang lebih dikenal sebagai perang air. Perang air diartikan sebagai upaya melawan energi buruk yang mungkin menghalangi manusia dalam menghadapi kehidupan baru di tahun baru.
Pada pergantian tahun 2023 ke 2024, Festival Air Suwat sudah memasuki gelaran kesembilan. Acara dimulai dengan persembahyangan di Catus Pata Desa Suwat. Setelah itu, dilanjutkan dengan atraksi tarian kontemporer.
Perang air, sebagai acara puncak, bukan hanya diikuti oleh masyarakat lokal, tetapi juga melibatkan warga asing.
Wisatawan lokal dan mancanegara diundang untuk ikut serta dalam perang air tersebut. Festival Air Suwat ditutup dengan acara makan bersama, menyatukan semua peserta dalam kebersamaan.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Baca Juga:Pantai Double Six Bali Jadi Lautan Sampah Pasca Tahun Baru