Cuaca Ekstrem Ancam NTB, Musim Hujan Mulai Masuk Pada Pertengahan Oktober

Menurut BMKG periode musim kemarau 2022 di wilayah NTB memasuki masa akhir dan memasuki masa peralihan menuju musim hujan 2022/2023.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Oktober 2022 | 15:08 WIB
Cuaca Ekstrem Ancam NTB, Musim Hujan Mulai Masuk Pada Pertengahan Oktober
Anggota Polres Sumbawa, NTB, saat membantu korban banjir bandang di daerah setempat (ANTARA/Humas Polres Sumbawa)

SuaraBali.id - Wilayah Nusa Tenggara Barat mulai memasuki musim hujan pada pertengahan bulan Oktober 2022. Hal ini dinyatakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"NTB mulai memasuki musim hujan 2022/2023 pertengahan Oktober," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Angga Permana, Selasa (11/10/2022).

Menurut BMKG periode musim kemarau 2022 di wilayah NTB memasuki masa akhir dan memasuki masa peralihan menuju musim hujan 2022/2023.

Potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang memiliki probabilitas lebih tinggi dibandingkan biasanya.

"Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.

Peluang curah hujan pada dasarian II Oktober 2022 dengan intensitas >20 mm/dasarian terjadi di sebagian besar wilayah NTB dengan probabilitas > 90 persen, kecuali di sebagian kecil wilayah Lombok bagian Utara dan Sumbawa bagian Tengah yang memiliki probabilitas < 50 persen.

"Peluang curah hujan >50mm/dasarian memiliki peluang 40-70 persen terjadi di sebagian besar wilayah NTB," katanya.

Adapun dampak hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang pada pekan lalu mengakibatkan ratusan rumah warga di wilayah Kabupaten Sumbawa dilanda banjir bandang.

Selain itu, objek wisata alam Otak Kokok di Kabupaten Lombok Timur diterjang banjir dan ratusan rumah warga di Kecamatan Keruak dan Jerowaru disapu angin puting beliung.

Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, namun warga mengalami kerugian material yang cukup besar, sehingga sebagian warga harus mengungsi di rumah keluarganya yang tidak terdampak banjir maupun angin puting beliung. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini