SuaraBali.id - Seorang pria asal Arab Saudi berusia 65 tahun baru-baru ini menjadi pembicaraan karena ia telah menikah dengan tidak kurang dari 53 perempuan berbeda.
Banyak orang heran dan geleng kepala mendengar alasannya. Ia mengungkapkan alasannya adalah mencari stabilitas emosional.
Dilansir dari Oddity Central, Abu Abdullah menikahi istri pertamanya ketika dia baru berusia 20 tahun. Dia enam tahun lebih tua darinya, dan untuk sementara waktu, dia adalah semua yang dia butuhkan.
Setelah itu mereka mempunyai anak bersama, semua berjalan dengan baik sampai masalah mulai muncul dalam hidupnya dan dia memutuskan untuk menikah lagi.
Baca Juga:Cita Citata Dikabarkan Batal Nikah, Sahabat Didi Mahardika Sebut Hoaks
Pada usia 23, dia memberi tahu istrinya bahwa dia berencana untuk mempunyai istri kedua dan menjalani poligami.
Saat kembali ada masalah di hadapan kedua pasangannya, dia menikahi istri ketiga, dan kemudian istri keempat. Namun, keadaan semakin memburuk, jadi dia menceraikan istri pertama dan kedua, dan kemudian melakukan hal yang sama dengan istri ketiga dan keempat, karena mereka juga mulai bertengkar.
Pencarian untuk stabilitas berlanjut. Lelaki berusia 65 tahun itu mengatakan kepada harian Arab Sabq bahwa dia sejauh ini telah menikahi total 53 perempuan, dengan pernikahan terpendeknya hanya satu malam.
Rupanya, yang dia coba lakukan hanyalah menemukan perempuan yang akan membuatnya bahagia dalam hidupnya, tetapi pernikahannya terus gagal.
Meskipun dia tidak mengungkapkan apakah dia akhirnya menemukan yang ia cari, Abu Abdullah mengatakan bahwa dia sekarang menikah dengan seorang perempuan dan tidak berencana untuk menikah lagi.
Baca Juga:Cita Citata Batalkan Pernikahan di Detik-detik Terakhir Menjelang Akad Nikah
Sebagian besar istrinya adalah orang Saudi, tetapi dia menikahi seorang perempuan asing dalam perjalanan kerja yang berlangsung beberapa bulan.
Kisah Abu Abdullah baru-baru ini menjadi viral di Arab Selatan, memicu perdebatan sengit di antara mereka yang memuji gaya hidupnya yang penuh petualangan, dan mereka yang menganggap apa yang dia lakukan salah dan menyebutnya sebagai “poligami abad ini”.