SuaraBali.id - Beragam kisah mistis di Lombok banyak yang melegenda. Tak hanya kisah mistis, di Lombok banyak juga lokasi-lokasi yang diyakini penuh aura mistis dan menjadi keyakinan masyarakat setempat.
Sebuah lokasi di Lombok yang diyakini menyimpan aura mistis adalah Air Pancuran Bertuah di Kampung Pancuran, Desa Rumbuk, Lombok Timur.
Lokasi air pancuran ini ada di Mushola Al-Kautsar. Persis di samping mushola, setiap hari pancuran ini digunakan warga setempat untuk mandi atau mencuci.
Kendati demikian, pancuran yang berada di pancuran wanita, diyakini memiliki penghuni tak kasat mata.
Baca Juga:AKP Rita Yuliana Dirumorkan Mengundurkan Diri, Polda Metro Jaya Membantah
Sosok gaib bertubuh tinggi dan besar, diyakini menjadi penunggu pancuran. Namun uniknya, diyakini tidak menyakiti warga yang beraktivitas di pancuran.
Selain itu ada juga ular mistis yang sering muncul di balik bebatuan pancuran. Anehnya, ular itu dengan sekejap mata menghilang.
Sementara itu masyarakat kampung Pancuran menyakini yang pertama kali menemukan Pancuran Air Bertuah itu adalah Datu Daluminda Parayuga sekitar abad 16 Masehi dan ia dimakamkan di desa Sapit,
Tokoh masyarakat setempat, Muhammad Ali, menuturkan banyak sekali orang dari luar kampung hingga dari Sumbawa datang untuk mandi di pancuran tersebut. Tujuannya untuk berobat segala macam penyakit.
Uniknya, orang-orang yang datang berobat setelah melalui petunjuk mimpi. Mereka mimpi mandi di pancuran tersebut untuk menghilangkan penyakit atau meniatkan sesuatu.
Baca Juga:Sosok AKP Rita Yuliana, Polwan Asal Lombok Timur yang Dikaitkan Dengan Irjen Ferdy Sambo
“Bahkan dari Sumbawa datang ke sini karena dapat petunjuk dari mimpi,” katanya seperti diwartakan Lombokita – jaringan suara.com beberapa waktu lalu.
Ada juga perempuan yang ingin memiliki anak. Dia bermimpi mandi di pancuran tersebut agar kelak mendapatkan anak. Ajaibnya setelah mandi, dia dikaruniai anak.
“Ini sangat aneh, namun nyata itu terjadi,” imbuhnya.
Pada pancuran tersebut juga memiliki kolam. Meskipun musim kemarau saat ini, air di kolam tersebut tidak pernah surut.
Pernah suatu ketika air tidak muncul pada kolam tersebut. Warga kemudian menggelar ritual dengan menghadirkan atraksi Gendang Beleq, sebuah alat musik tradisional Sasak.
Ajaibnya, usai ritual digelar, air kembali menyembur dengan cukup deras.