Bule Ini Diserang Warganet Karena Sebut Belanda Datang ke Indonesia Bukan Untuk Menjajah

Sebagaimana terlihat di akun TikToknya, bule tersebut memang kerap membagikan kegiatan tinggal di Indonesia.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 08 Juni 2022 | 13:28 WIB
Bule Ini Diserang Warganet Karena Sebut Belanda Datang ke Indonesia Bukan Untuk Menjajah
Sejarah Tanam Paksa, salah satu sejarah paling kelam penjajahan Belanda. (istimewa)

Meskipun telah berkembang sebelum penjajahan, perkebunan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Adanya penambahan jumlah lahan untuk mengembangkan berbagai tanaman ekspor. Pemerintah Kolonial juga melibatkan perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hutan dibuka untuk pembukaan lahan perkebunan.

Akibat kolonial Belanda berfokus pada perkebunan ini, menyebabkan adanya perjanjian Politik Etis yang memberikan tiga keuntungan: 1) Irigasi, 2) Transmigrasi, dan 3) Edukasi.

Hutan-hutan di Sumatera Selatan dibabat dan diubah kegunaannya. Sebagian ada yang menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Ada juga yang menjadi lahan irigasi yang digunakan di sepanjang alirannya dimanfaatkan sebagai lumbung padi.

Salah satu bekas peninggalan yang paling nyata adalah saluran air Bendung Komering 10 di Kabupaten OKU Timur, untuk mengaliri lahan perkebunan dan pertanian.

2. Berdirinya Jalan Raya Pos

Herman Willem Daendels adalah sosok di belakang berdirinya Jalan Raya Pos, datang ke Batavia pada 5 Januari 1808. Sebagai Gubernur Jenderal, ia mendapat mandat untuk menjaga Hindia agar tidak jatuh ke tangan Inggris yang saat itu sedang berpusat di India.

Demi menjalankan misinya tersebut, ia memutuskan untuk membuka jalan dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Situbondo, Jawa Timur) yang panjangnya lebih dari 1.000 kilometer.

Proyek ambisius Daendels ini harus dibayar mahal oleh para pekerja dari kaum pribumi kala itu. Kaum pribumi dikatakan dipekerjakan secara paksa tanpa diberi upah.

Kini Jalan Raya Pos biasa disebut dengan Pantura (Pantai Utara). Salah satu jalan sentral yang sering dilewati pemudik. Walau begitu, Jan Breman mengatakan kalau proyek jalan ini menelan belasan ribu korban jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak