Tepat sehari sebelum Nyepi yang jatuh pada Tilem sasih kesanga, warga melakukan upacara Buta Yadnya dengan mengambil salah satu jenis caru (Kurban suci) sesuai kemampuan untuk menetralisir leteh.
Buta Yadnya itu masing-masing bernama Panca Sata (kecil), Panca Sanak (sedang) dan Tawur Agung (besar).
Mecaru diikuti dengan pengerupukan, yaitu menyebar nasi tawur, mengitari rumah dan setip sudut pekarangan dengan obor dan memukul benda-benda apa saja seperti kentongan hingga mengeluarkan suara gaduh.
Hal ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan dan sekitar. Di Bali, pengerupukan dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lalu dibakar.
Baca Juga:Keren! Dengan Medical Tourism, Liburan Di Bali Bisa Sambil Obati Gangguan Mata
3. Nyepi
Sesuai namanya, Nyepi berarti sepi di mana umat Hindu beristirahat dari semua kesibukan dan melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu:
- Amati geni artinya tidak menyalakan api.
- Amati karya artinya tidak bekerja atau beraktivitas.
- Amati lelungan artinya tidak bepergian.
Baca Juga:Daftar Daerah PPKM Level 4 di Jawa-Bali, Pembatasan Diperpanjang hingga 28 Februari 2022 Mendatang
- Amati lelanguan artinya tidak mencari hiburan.