Bali Masuki Musim Kemarau, Berbagai Risiko Ini Harus Diantisipasi Lahan Pertanian

Ia berharap hal ini sebagai bentuk antisipasi saat musim kemarau supaya tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air pertanian.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 25 April 2025 | 09:47 WIB
Bali Masuki Musim Kemarau, Berbagai Risiko Ini Harus Diantisipasi Lahan Pertanian
Ilustrasi musim kemarau.(Net)

SuaraBali.id - Masyarakat khususnya petani di Bali diajak untuk menampung air untuk pertanian guna mengantisipasi kemarau.

Ajakan ini dikatakan oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menanggapi musim kemarau yang terjadi di Bali saat ini.  

“Kami imbau masyarakat petani agar memaksimalkan air irigasi, mempersiapkan embung,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Kamis (25/4/2025).

Ia berharap hal ini sebagai bentuk antisipasi saat musim kemarau supaya tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air pertanian.

Baca Juga:Pangdam IX Udayana Usul ke Gubernur Bali, TNI Bantu Satgas Anti Sampah Plastik

Kendati Bali memasuki musim peralihan, BBMKG Denpasar tetap meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan deras.

Pihaknya meminta masyarakat untuk menghindari area terbuka seperti lapangan dan sawah saat terjadi hujan dan petir.

Menurutnya perkembangan cuaca pada 24-26 April 2025 di Bali diperkirakan cerah berawan dan terpadat potensi hujan intensitas ringan secara merata.

Angin diperkirakan bertiup dari arah timur-selatan dengan kecepatan hingga 30 kilometer per jam.

Sedangkan tinggi gelombang laut diperkirakan tinggi yakni di perairan selatan Bali diperkirakan hingga tiga meter, kemudian di Selat Bali dan Selat Lombok diperkirakan hingga 2,5 meter.

Baca Juga:Luna Maya Relakan Bila Maxime Bouttier Ingin Mengejar Mimpi ke Amerika Setelah Menikah

BMKG juga mencatat adanya kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak