Sepertid dikemukakan, Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Al Roniri, bahwa secara umum Awal Musim Kemarau (AMK) 2025 di wilayah Bali diprediksi masuk pada April 2025.
Dimana bulan ini, Pulau Dewata sudah memasuki musim kemarau.
Sedangkan perkiraan AMK tersebut di antaranya sebesar 50 persen akan terjadi di 10 Zona Musim (ZOM) pada April, dan 10 ZOM (50 persen) pada Mei 2025.
"Pembaharuan data iklim di Provinsi Bali sudah dilakukan dengan menggunakan data iklim ter-update dari tahun 1991-2020. Data normal baru tersebut menghasilkan 20 kriteria Zona Musim," terangnya.
Baca Juga:Pangdam IX Udayana Usul ke Gubernur Bali, TNI Bantu Satgas Anti Sampah Plastik
Inilah beberapa daerah di Bali yang memasuki musim kemarau paling awal yaitu:
- Awal April: Karangasem bagian timur dan Nusa Penida
- April: Kecamatan Melaya, Gerokgak, Seririt, Buleleng, Kubutambahan, Sukasada, Tejakula, Kubu, Kintamani, Karangasem, Abang, Sukawati, Selemadeg, Kerambitan, Tabanan, Abiansemal, Gianyar, Banjarangkan, Klungkung, Dawan, Manggis, Denpasar Timur, Denpasar Barat, Mengwi, Kuta, dan Kuta Selatan
- Mei: Kecamatan Melaya, Negara, Mendoyo, Pekutatan, Busungbiu, Selemadeg Barat, Banjar, Baturiti, Pupuan, Petang, Payangan, Sukasada, Bangli, Kintamani, Rendang, Susut, Penebel, Tampaksiring, Sidemen, Bebandem, dan Selat.
Peran pemerintah dan institusi terkait diharapkan bisa mengantisipasi potensi dampak musim kemarau ini terutama di wilayah rawan kebakaran dan krisis air.
"Puncak musim kemarau tahun 2025 diprediksi terjadi pada bulan Juli 2025 , 1 ZOM atau 5 persen di wilayah Karangasem bagian Selatan, dan bulan Agustus 2025 pada 19 ZOM atau 95 persen," terangnya.