Blokir Jalan di Sirkuit Mandalika, Ratusan Pemuda Protes Soal Tenaga Kerja Hingga Marshal yang Digaji Rp 400 Ribu

Para pemuda yang tergabung Karang Taruna Indonesia Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (8/2/2022) memblokir jalan di depan Sirkuit Mandalika.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 08 Februari 2022 | 14:39 WIB
Blokir Jalan di Sirkuit Mandalika, Ratusan Pemuda Protes Soal Tenaga Kerja Hingga Marshal yang Digaji Rp 400 Ribu
Aksi pemuda Kecamatan Pujut saat membakar ban di depan jalan Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB. [Foto: ANTARA /Akhyar]

SuaraBali.id - Para pemuda yang tergabung Karang Taruna Indonesia Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (8/2/2022) memblokir jalan di depan Sirkuit Mandalika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ratusan pemuda yang turun ke jalan ini melakukan protes dengan membakar ban.

Hal ini dilakukan karena mereka ingin didengar aspirasinya oleh PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) maupun Mandalika Grand Prix Association (MGPA). Pasalnya pihak perusahaan ini dituding tidak melibatkan pemuda setempat dalam hal pekerjaan ajang MotoGP Mandalika.

Massa aksi membakar ban di tengah jalan, sehingga arus lalu lintas sempat macet beberapa saat. Selanjutnya massa aksi berangkat menuju Kantor ITDC untuk menyampaikan aspirasinya.

"Kami akan tetap melakukan protes, kalau kami tidak dilibatkan dalam ajang MotoGP Mandalika ini," kata Srianom dalam orasinya.

Menurutnya sebagaian petugas Marshall memang merupakan pemuda Pujut, namun masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan oleh ITDC dalam memberdayakan masyarakat lokal.

"Kami merasa kecewa kepada ITDC yang selama ini tertutup, tidak mau terbuka kepada masyarakat lokal," katanya pula.

Ketua Karang Taruna Desa Ketara Vena Supriadi mengatakan, para Marshall yang dipekerjakan dalam ajang MotoGP Mandalika itu hanya diberikan gaji Rp400 ribu, dan mereka bekerja selama dua minggu.

"Artinya masih banyak peluang warga lokal untuk bisa diberdayakan dalam ajang MotoGP ini. Kami banyak kemampuan, tapi tidak diberikan kesempatan untuk bekerja," katanya pula.

Managing Direktur PT ITDC Bram Subiandoro mengatakan, tuntutan para pemuda Pujut tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan pihak terkait guna mencari solusi terkait tuntutan warga tersebut.

"Kami akan diskusikan dengan pihak terkait apa yang menjadi aspirasi para pemuda ini," katanya lagi. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak