Warga NTB Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorogi Menjelang Imlek, Cuaca Bisa Berubah Ekstrem

Masyarakat tetap waspada ketika beraktivitas di luar rumah termasuk ketika berlalu lintas, dan yang terpenting dapat menjaga kebersihan

Eviera Paramita Sandi
Senin, 31 Januari 2022 | 13:16 WIB
Warga NTB Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorogi Menjelang Imlek, Cuaca Bisa Berubah Ekstrem
ILUSTRASI - Perahu bersandar dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

SuaraBali.id - Warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem menjelang perayaan Imlek 1 Februari 2022 di Mataram, NTB.

Masyarakat tetap waspada ketika beraktivitas di luar rumah termasuk ketika berlalu lintas, dan yang terpenting dapat menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di saluran atau sungai yang dapat menghambat aliran air.

"Berdasarkan pengalaman, bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga angin puting beliung menjelang perayaan Imlek setiap tahunnya berpotensi terjadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Minggu (31/1/2022).

Nelayan juga diminta agar waspada terhadap potensi bencana ini di laut. Mereka disarankan tak melaut bila cuaca ekstrem.

Beberapa hari terakhir menurut Mahfuddin potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem menjelang perayaan Imlek sudah mulai terlihat.

Terlebih beberapa hari belakangan ini, intensitas hujan disertai angin kencang terjadi setiap hari, bahkan dari pagi hingga malam.

"Kendati demikian, Alhamdulillah kondisi Kota Mataram masih aman terkendali termasuk titik genangan, dari pantauan kami hampir tidak ada," katanya.

Kalaupun terjadi peningkatan volume air sungai di beberapa sungai yang melintasi Kota Mataram diantaranya Sungai Jangkuk, Ancar, Berenyok dan Kali Unus, peningkatannya masih normal dan belum ada yang berpotensi masuk ke permukiman penduduk.

Menurutnya Satgas Terpadu penanganan Bencana Kota Mataram, telah melakukan upaya antisipasi dimulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan normalisasi sungai dan saluran.

Selain itu dari Dinas Perkim dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bekerja sama melakukan perantingan pohon serta pengawasan terhadap pohon-pohon yang dinilai rawan tumbang.

Sedangkan anggota dari BPBD, tambahnya, aktif berkeliling pada sejumlah titik potensi bencana seperti di sepanjang sembilan kilometer laut Kota Mataram, titik genangan dan aliran sungai.

"Ketika ada hal-hal yang dinilai berpotensi bencana, petugas kami segera melapor untuk ditindaklanjuti satgas terpadu penanganan bencana," demikian Mahfuddin Noor. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak