"Yang penting ndak ada korban jiwa aja, mudah-mudahan tidak ada gempa susulan lagi seperti 2018," katanya.
Ungkapan perasaan senada disampaikan Ziadati. Perempuan yang berdomisili di Karang Anyar Kota Mataram Ini menceritakan bahwa saat terjadi gempa Lombok pada Selasa pagi, dirinya tengah bersiap-siap untuk melaksanakan salat.
Saat hendak menuju kamar mandi, tiba-tiba kata Ziadati, jendela dan pintu rumahnya bergemuruh, diikuti guncangan gempa.
"Guncangannya sekitar 3-4 detik kayaknya dan lumayan kuat, di luar rumah juga ternyata masih banyak orang," katanya.
Selepas gempa terjadi, ia mengaku tak berani masuk rumah hingga sekitar satu jam. Menurutnya, gempa yang terjadi pagi hari biasanya diikuti gempa susulan.
"Bukan takut sebenarnya, tapi lebih ke trauma aja, gempa pertama di 2018 itu kan pagi hari juga," bebernya.
Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar