Harga Kamar Hotel di Lombok Naik Tinggi, Penonton MotoGP Berpotensi Pilih Menginap di Bali

Adapun kamar yang semulanya di bawah Rp1 juta, kini naik berkali-kali lipat

Eviera Paramita Sandi
Minggu, 23 Januari 2022 | 08:00 WIB
Harga Kamar Hotel di Lombok Naik Tinggi, Penonton MotoGP Berpotensi Pilih Menginap di Bali
Homestay di Mandalika, Lombok. (Dok : PUPR)

SuaraBali.id - Harga kamar hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat naik berkali-kali lipat jelang gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika. Hal itu juga membuat ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka, mengaku terkejut dengan harga kamar yang begitu fantastis pada 18 hingga 20 Maret 2022 yang bertepatan dengan MotoGP digelar.

Adapun kamar yang semulanya di bawah Rp1 juta, kini naik berkali-kali lipat. Sedangkan kamar yang dilengkapi kolam renang yang semula harga Rp2 hingga Rp3 juta, kini naik lebih tinggi.

"Itu bisa berdampak pada penonton, yang akan memilih hotel di Bali ketimbang di Lombok,” katanya, Sabtu (22/1/2022) sebagaimana diwartakan beritabali.com- Jaringan Suara.com.

Sementara Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (SAPANA), Furqon Ermansyah mengatakan ada dugaan makelar kamar hotel bermain dengan melakukan blok kamar.

“Ada dugaan mafia atau makelar kamar hotel yang mencari untung dari bisnis kamar menjelang MotoGP,” katanya.

“Jadi mereka sudah tahu kapan MotoGP digelar di Mandalika, kemudian langsung melakukan blok atau memboking kamar,” ujarnya.

Yang terjadi makelar kamar tersebut kemudian akan menjual kamar kepada penonton dengan harga yang cukup tinggi.

“Biasanya ditambah juga dengan satu hari sebelum MotoGP. Karena penonton yang datang pasti sebelum MotoGP,” katanya.

Furqon Ermansyah atau lebih familiar dengan nama Rudy Lombok, mengatakan makelar kamar tersebut memboking banyak kamar di hotel-hotel yang strategis dengan Sirkuit Mandalika. Bahkan hingga di Mataram dan Lombok Barat.

“Siapa yang dapat informasi pertama (jadwal MotoGP) maka dia akan mengambil tindakan,” katanya.

Tidak hanya itu, Rudy juga mengatakan pihak hotel ikut menaikkan harga mengikuti harga yang dilepas para hotel kompetitor. Apalagi tidak semua kamar akan dilepas, sehingga peluang kamar yang masih kosong mengalami kenaikan harga.

Rudy meminta agar pemerintah bersikap tegas mengingatkan pihak hotel untuk tidak menaikan tarif kamar di atas kewajaran, karena itu akan berdampak pada citra pariwisata NTB ke depannya. Apalagi, event di Sirkuit Mandalika tidak hanya MotoGP, namun memiliki banyak event balapan di bulan berbeda.

“Pemerintah harus turun tangan. Tindak tegas para makelar kamar, dan tegur hotel yang naikan tarif di atas batas kewajaran,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, mengatakan hampir semua kamar di Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram penuh menjelang MotoGP.

“Untuk di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram kalau hotel bintang dua sampai lima semua sudah penuh. Tapi hotel melati dan homestay masih banyak yang kosong,” ujarnya.

Namun di Lombok Timur dan Lombok Utara masih banyak kamar yang belum dipesan khusus saat MotoGP Mandalika. (ANTARA)

“Khusus Lombok Utara khususnya tiga Gili belum bergerak (masih kosong) termasuk Lombok Timur juga sama,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini